Eropa Inggris

Beberapa Pelajaran dari Kisah Sukses Sir Alex Ferguson di Manchester United

Sempat ada pendapat bahwa pekerjaan sebagai pelatih sepak bola lebih berisiko ketimbang segala pekerjaan lain, bahkan pekerjaan yang paling berbahaya sekalipun. Terdengar mengerikan, ya? Tetapi memang seperti itulah adanya. Lepas dari gaji tinggi dan fasilitas berlimpah, para pelatih lapangan hijau (terlebih jika melatih di klub-klub papan atas) harus selalu was-was akan nasib mereka.

Ekspektasi tinggi dari manajemen dan suporter (terlebih di era media sosial seperti sekarang), membuat posisi pelatih rentan dipecat. Suporter ingin semua serba cepat, seolah-olah dengan pemain-pemain kelas atas dan pelatih kelas dunia, prestasi bisa diraih. Padahal, pelatih juga sudah memutar otak 24 jam tujuh hari dalam seminggu tanpa kenal lelah untuk meracik strategi permainan terbaik.

Tetapi, jika kalah, tetap saja pelatih yang dihujat, bukan? Bahkan Jose Mourinho sempat kesal saat merespon tuntutan suporter yang terlalu tinggi dengan mengatakan dirinya bukanlah Superman.

Maka, sudah sangat jarang pelatih yang bisa menangani suatu tim dalam waktu lama dengan sederet gelar di masa sekarang ini. Yang benar-benar membangun tim dari awal, jatuh bangun, hingga menjadi tim yang disegani dan ternama di dunia. Salah satu sosok langka itu adalah Sir Alex Ferguson, mantan manajer legendaris Manchester United.

Pria berusia 76 tahun ini berhasil membangun Manchester United, dari tim yang mempunyai masalah kedisiplinan, menjadi tim tangguh dengan mental juara dan disegani di Inggris, Eropa, maupun dunia. Dengan torehan 38 trofi sepanjang 27 tahun melatih Setan Merah, Fergie menjadi manajer yang dihormati dunia. Dari para pelaku sepak bola hingga mereka yang tidak terlalu menggemari sepak bola pun mengagumi kerja keras dan pengabdian kakek tua yang akrab dipanggil Fergie ini selama di Old Trafford.

Nah, ada baiknya kita kenang sekilas perjalanan awal Fergie saat mendarat di Manchester

Previous
Page 1 / 5