Eropa Inggris

Memindai Lini Tengah Arsenal dan Mateo Kovacic sebagai Opsi

Beberapa hari yang lalu, saya sempat menegaskan bahwa lini tengah Arsena sudah cukup sesak. Pendapat itu saya dasarkan kepada jumlah pemain yang bisa bermain sebagai gelandang tengah dalam skema 3-4-2-1. Dan kali ini, kita bedah lebih lanjut situasi lini tengah Arsena sebenarnya, serta opsi yang bisa diambil.

Saat ini, duet Granit Xhaka dan Aaron Ramsey menjadi pilihan utama. Di paruh akhir bulan Mei, keduanya menunjukkan perkembangan dari sisi kecocokan. Boleh dibilang, duet Xhaka dan Ramsey memberi rasa aman, sekaligus stabilitas di lapangan tengah semenjak Arsenal sangat kesulitan menemukan pengganti Santi Cazorla.

Namun, membebankan lapangan tengah kepada Xhaka dan Ramsey untuk bermain di 30 pertandingan atau lebih musim depan tentu kurang bijak. Musim 2016/2017, Ramsey hanya bermain sebagai pilihan utama di 13 pertandingan karena cedera otot. Sementara itu, Xhaka sempat tidak bermain setelah mendapat sanksi kartu merah.

Melihat kondisi Cazorla dan Jack Wilshere, pilihan Arsene Wenger menjadi lebih sempit. Proses pemulihan cedera Cazorla masih akan memakan waktu yang cukup panjang. Jack Wilshere punya masalah cedera yang cukup memprihatinkan. Bermain bersama Wenger, di mana penanganan selepas cedera tak begitu baik, kemungkinan Wilshere absen tetap cukup besar.

Praktis, hanya ada dua gelandang lainnya, dalam diri Francis Coquelin dan Mohamed Elneny, yang menjadi pilihan. Namun sayangnya, baik Coquelin maupun Elneny tidak serupa dengan karakteristik Xhaka atau Ramsey. Untuk Elneny mungkin masih bisa dicoba sebagai box-to-box seperti Ramsey atau dijadikan bek tengah seperti yang pernah Wenger lakukan.

Namun untuk Coquelin, situasi lebih rumit. Gelandang asal Prancis tersebut sangat berbeda dengan Xhaka. Coquelin tak bisa diserahi tanggung jawab menjadi gelandang bertahan dengan tugas khusus sebagai penyuplai bola. Ia tak bisa mengatur tempo, apalagi menjadi playmaker yang berposisi lebih dalam.

Sejauh ini, Wenger banyak menggunakan Xhaka sebagai metronom. Ia menjadi tumpuan ketika The Gunners membutuhkan opsi progresi aktif, misalnya dengan umpan vertikal yang akurat. Aspek bertahan gelandang asal Swiss ini memang tak cukup kuat. Namun, keberadaannya memberikan dimensi yang berbeda, ketika bermain sebagai gelandang bertahan.

Nah, oleh sebab itu, memindai situasi lini tengah Arsenal, setidaknya Wenger punya dua opsi. Pertama, mempromosikan pemain muda. Tapi dengan catatan: untuk keperluan bersaing di empat besar, pemain muda tersebut harus cocok dengan skema dan meningkatkan kualitas lini tengah saat ini. Paling tidak, lebih menjanjikan ketimbang Coquelin.

Opsi kedua adalah membeli pemain baru. Pemain baru yang dimaksud harus bisa bermain seperti Ramsey dan sekaligus bisa berperan seperti Xhaka ketika pemain asal Swiss tersebut berhalangan. Pilihan di luar sana memang cukup terbuka. Mulai dari Kevin Kampl, Jean Michael Seri, hingga Mateo Kovacic. Saya sendiri mengerucutkan menjadi dua nama, yaitu Kampl dan Kovacic.

Soal kualitas Kampl, Anda bisa membacanya di sini.

Dan untuk kali ini, kita akan mencoba melihat apakah Kovacic bisa menjadi pelapis atau pengganti dari Xhaka dan Ramsey.

Previous
Page 1 / 2