Eropa Italia

Federico Bernardeschi: Si Kaki Cambuk

Tahun 2015, Juventus berhasil mendapatkan pemain muda terbaik Serie A, Paulo Dybala. Tahun 2016, pencetak gol terbanyak yang mereka boyong, Gonzalo Higuain. Dan di tahun 2017, Si Nyonya Tua berhasil mendapatkan salah satu pemain terbaik Italia di generasinya, Federico Bernardeschi.

Sebenarnya, di antara Juventus dan Fiorentina terdapat jurang permusuhan yang cukup dalam. Selain soal kegagalan La Viola menjadi Scudetto di musim 1981/1982, yang dituduhkan kepada Juventus, permusuhan di antara keduanya juga semakin dipanaskan oleh kepindahan salah satu pemain terbesar Italia, Roberto Baggio.

Kepindahan Baggio ke Juventus ditandai dengan kerusuhan yang pecah di kota Turin. Namun, nampaknya, bara panas itu tak terasa di jendela transfer musim panas 2017 kali ini. Keduanya menyelesaikan proses kepindahan Bernardeschi dengan cukup cepat. Seperti dua sahabat saja, yang saling bertukar mainan dengan santai.

Permusuhan antara Fiorentina dan Juventus nampaknya tak menjadi hambatan bagi kepindahan Bernardeschi ke Turin. Pemain berusia 23 tahun itu didatangkan dengan dana 40 juta euro dan diikat lewat durasi kontrak lima tahun. Ditambah berbagai macam bonus, dana yang dikeluarkan Juventus mencapai 45 juta euro.

Jika melihat situasi transfer yang terjadi saat ini, biaya yang dikeluarkan Juventus untuk Bernardeschi terbilang cukup murah. Pemain kelahiran 16 Februari 1994 tersebut punya banyak senjata yang akan semakin memperkuat Bianconeri.

Ciri permainan

Melihat fisiknya, Bernardeschi diberkahi dengan postur yang kokoh. Kakinya cukup panjang dan sangat membantunya mempertahankan bola ketika ditekan oleh lawan. Kakinya yang panjang ini terlihat seperti cambuk, yang mengatur jalannya bola seperti seorang kusir yang mengatur jalannya kuda.

Salah satu kelebihan Bernardeschi berkaitan dengan kakinya yang panjang adalah ia dapat dengan mudah mengendalikan bola ketika berada dalam situasi satu lawan satu. Tanpa membuat banyak gerakan yang percuma, Bernardeschi bisa memindahkan bola dari sisi ke sisi tanpa kesulitan yang berarti.

Dengan tinggi badan yang mencapai 183 sentimeter dan bangun tubuh yang kokoh, membuat Bernardeschi mampu mengantisipasi jalur datangnya lawan yang akan merebut penguasaan bola.

Maksudnya begini, ketika pemain lawan menerjang dari sisi kiri, Bernardeschi akan menggunakan kakinya yang panjang untuk menjauhkan bola dari lawan. Dengan mudah, ia tinggal “memiringkan” tubuhnya sehingga lawan tak bisa mendapatkan akses ke posisi bola yang sudah jauh dari dirinya. Biasanya, lawan akan melakukan tekel atau berusaha menabrakkan dirinya.

Di situasi ini, kembali, panjang kaki menjadi keuntungan. Pada dasarnya, akselerasi Bernardeschi tak terlalu tinggi. Tidak seperti Juan Cuadrado jika menggunakan pemain Juventus sebagai perbandingan.

Namun, dengan kaki yang panjang, selain bisa berkelit dengan mudah, kaki yang panjang membuat seolah-olah Bernardeschi sudah unggul satu langkah dari lawan yang ia lewati. Perhatikan video di bawah ini:

Kaki yang panjang juga terlihat seperti “melecut” ketika ia melepaskan tembakan jarak jauh. Tembakannya cukup akurat dan dengan mata yang waspada dengan posisi gawang, Bernardeschi dapat menjauhkan bola dari jangkauan tangan kiper. Ini bisa menjadi senjata yang berbahaya ketika Juventus membutuhkan sumbangan tembakan jarak jauh.

Jika diperhatikan, Bernardeschi juga punya tingkat inteleginsia di atas rata-rata. Aksi yang pertama kali ditayangkan dalam video di atas adalah kejelian Bernardeschi melepaskan tembakan dari sisi diagonal.

Ia tak langsung menghajar bola, bahkan ketika posisinya sudah tanpa kawalan. Bernardeschi mengukur kemungkinan lain dengan satu detik menghentikan gerakan sembari menengok ke arah lain. Tanpa nalar yang jernih dan ketenangan yang memadahi, aksi luar biasa ini tak akan lahir.

Pun dengan kejeliannya melepaskan umpan kunci. Ia bisa membidik kawannya dengan akurat bahkan ketika ditekan oleh lawan.

Previous
Page 1 / 2