Eropa Lainnya

Kolaborasi Anyar Macron dan UEFA

Sebagai institusi berpengaruh dan memiliki tanggung jawab besar di dunia sepak bola, asosiasi sepak bola Eropa (UEFA) memiliki sebuah program bernama Top Executive Programme (TEP) yang diinisiasi sejak tahun 2005 silam.

Salah satu poin yang tertuang dalam program tersebut adalah Kit Assistance Scheme, sebuah proyek yang dijalankan UEFA untuk membantu asosiasi-asosiasi sepak bola negara kecil yang menjadi anggotanya dalam hal penyediaan seragam tim, baik untuk latihan, pre-match maupun bertanding. Program ini bisa membuat asosiasi-asosiasi sepak bola dari negara kecil itu menghemat biaya untuk mencari apparel sendiri hingga 300 ribu euro.

Di Eropa sendiri, setidaknya ada 15 asosiasi yang dimasukkan ke dalam kategori negara kecil. Beberapa di antaranya adalah Andorra, Armenia, Belarusia, Kepulauan Faroe, Liechtenstein, Luksemburg, San Marino dan Siprus.

Selama kurang lebih lima tahun terakhir, negara-negara kecil tersebut mendapat pasokan kostum dari apparel raksasa asal Jerman, adidas. Hal itu merupakan implementasi dari kerjasama TEP Kit Assistance Scheme yang dilakukan UEFA dengan produsen yang bermarkas di Herzogenaurach tersebut.

Namun baru-baru ini, UEFA merilis kabar jika kerja sama mereka dengan adidas disudahi. Sebagai penggantinya, UEFA menunjuk produsen peralatan olahraga asal Italia yang tengah naik daun dalam beberapa tahun terakhir, Macron. Kerja sama ini sendiri terbagi dalam dua periode yang masing-masing berlangsung dua tahun, yakni 2018-2020 dan 2020-2022.

Ditunjuknya Macron sebagai apparel yang menyediakan kostum bagi negara-negara kecil itu sendiri disambut antusias oleh banyak kalangan, termasuk dari masing-masing asosiasi. Pasalnya, pada saat dilayani oleh adidas, negara-negara kecil ini lebih sering mendapat desain jersey yang selaras bak template dan hanya dibedakan oleh logo tim nasional masing-masing. Contoh gambarnya bisa pembaca lihat pada gambar di bawah ini:

Bagaimana? Terlihat menjemukan? Sudah pasti!

Mengetahui jika desain ala adidas tersebut seringkali dicerca, pihak Macron sendiri berjanji untuk membuat desain kostum yang berbeda bagi masing-masing negara sesuai dengan kultur dan ciri khasnya. Pernyataan tersebut jelas menjanjikan karena penikmat sepak bola takkan melihat lagi kostum timnas yang berlainan itu mempunyai desain yang benar-benar serupa.

Dan delapan asosiasi yang saya sebutkan di bagian awal artikel itu akan menerima suplai kostum terbaru buatan Macron untuk periode pertama tahun 2018-2020 mendatang mulai bulan April 2018.

Menarik dinanti kiprah Macron dan gebrakan barunya ini di tengah semakin menjemukannya bentuk desain jersey sepak bola akhir-akhir ini, apalagi yang disediakan oleh Nike, eh?

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional