Eropa Inggris

Mengevaluasi Gerak-gerik Transfer West Ham United

Seperti orang Semenanjung Balkan yang tegas dan efektif pada umumnya, Slaven Bilic tak suka bertele-tele. Namun, setelah musim 2016/2017 yang sulit buat West Ham United asuhannya, ia tampaknya tak bergerak cukup cepat untuk mengamankan jasa-jasa pemain yang diperlukannya pada bursa transfer musim ini.

Sejauh ini, The Hammers telah merekrut free agent Pablo Zabaleta, meminjam Joe Hart dari Manchester City dan merogoh 24 juta paun untuk mendatangkan Marko Arnautovic dari Stoke City. Kecuali Alvaro Arbeloa yang dilepas dan pensiun serta Enner Valencia yang dijual ke Tigres, West Ham hampir tak melakukan banyak perbaikan skuat sampai tengah malam tadi (20/7), mereka mengabarkan telah sepakat untuk mendatangkan Javier “Chicarito” Hernandez.

Namun, West Ham sendiri tentu tak perlu jauh-jauh melongok untuk mengingat bahwa tim mereka membutuhkan reformasi total. Bermain di luar Upton Park buat kali pertama, mereka berjuang keras untuk bertahan di papan tengah Liga Primer, bahkan terjebak di zona degradasi pada bulan Oktober. Peruntungan mereka di Eropa tak pula terlalu cemerlang setelah disepak keluar tim debutan Rumania, Astra Giurgiu, di putaran play-off seawal bulan Agustus.

Kehilangan pemain bintang, Dimitri Payet, yang pulang kampung ke Marseille pada bursa transfer Januari tentu saja hanya menambah sakit kepala bagi Bilic, yang tak mendapat bantuan memadai dari manajemen yang tengah bersibuk pula mengurus kepindahan penuh di stadion baru. Hanya Michail Antonio dan Manuel Lanzini yang dapat dikatakan menopang mereka pada paruh kedua musim, termasuk kemenangan tipis 1-0 atas Tottenham Hotspur di bulan Mei.

Finis di peringkat sebelas boleh jadi hasil terbaik yang dapat diharapkan suporter The Hammers. Bilic sendiri pantas mendapatkan sedikit pujian karena ketenangannya menghadapi masalah-masalah yang menimpa skuatnya, terutama seputar transfer Payet.

Namun, pada bursa transfer kali ini, Bilic tampaknya cukup agresif untuk membangun ulang ruang gantinya. Kedatangan Zabaleta untuk memperkuat lini belakang dan talenta Hart (yang walau memudar tapi tetap cukup baik) di bawah tiang gawang jelas patut diapresiasi.

Namun, ruang mesin yang terlalu bertumpu pada Lanzini, seiring dengan menurunnya permainan kapten Mark Noble dan badai cedera yang kerap kali singgah, dapat menjadi problem utama di musim depan. Mendatangkan Arnautovic masih akan belum mampu menyelesaikan masalah yang nyaris kelewat kronis ini.

Pun di lini depan, kemandulan luar biasa yang mereka perlihatkan musim lalu tampaknya akan terselesaikan musim depan karena eks pelatih timnas Kroasia tersebut selangkah lagi mengamankan jasa top skor sepanjang timnas Meksiko, Chicarito. Striker paling produktif milik The Hammers musim lalu adalah Andy Carroll dengan tujuh gol: tentu saja hanya Tuhan dan Bilic yang tahu mengapa Andy Carroll masih bermain sepak bola. Namun Chicarito ada di level yang sedikit berbeda dengan Carroll.

Kondisi keuangan West Ham sendiri tampaknya lumayan stabil untuk mendatangkan satu nama besar lain setelah Chicarito, karena David Gold dan David Sullivan, dua pemegang saham utama, telah menjadikan klub yang nyaris bangkrut tujuh tahun lalu ini menjadi tim dengan pendapatan ketujuh terbesar di Liga Primer.

The Guardian mencatat bahwa West Ham memiliki utang bersih sebesar 67 juta paun dan defisit 17,2 juta paun pada bursa transfer kali ini. Sebagai perbandingan, Chelsea defisit nyaris 60 juta. Huddersfield Town defisit 37,4 juta. West Ham sendiri masih dapat dibilang pada zona aman jika melihat defisit kedua klub tersebut.

Dengan beberapa pembelian tambahan pada sisa bursa transfer yang akan segera berakhir ini, menarik untuk melihat bagaimana West Ham akan bersaing di liga musim depan. Bilic tentu harus bekerja lebih cepat dan efisien dalam menyatukan pemain lama dan pemain barunya karena tentu saja, misi terbesarnya adalah mengembalikan tim ke jalur yang pernah ia inginkan dulu: kontestan zona Eropa. Bila tak tercapai dalam satu-dua musim ini, sorakan I’m Forever Blowing Bubbles tak akan kedengaran begitu ramah lagi di telinga.

Author: Ramzy Muliawan (@ramzymuliawan)
Penulis dan pembaca. Penikmat kopi hitam, punk rock dan Luca Toni.