Eropa Inggris

Agresivitas Everton di Bursa Transfer

Apabila dibandingkan dengan Arsenal, Chelsea, Liverpool dan Manchester United, nama Everton jelas kalah mentereng meski sama-sama menghuni Liga Primer Inggris. Prestasi dan penampilan empat kesebelasan yang disebut pertama memang jauh lebih baik ketimbang tim yang bermarkas di Goodison Park ini.

Ketika tim-tim tersebut bergantian mencaplok trofi dalam kurun dua dekade terakhir, baik di kompetisi domestik dan regional, satu-satunya hal yang bisa dibanggakan The Toffees hanyalah gelar Piala FA dan Charity Shield yang didapat pada musim kompetisi 1994/1995 yang lalu.

Padahal di era 1980-an, Everton jadi salah satu kesebelasan yang cukup sukses di tanah Britania. Hal ini bisa dijustifikasi dengan sepasang trofi Liga Inggris dan masing-masing satu titel Piala FA serta Piala Winners yang didaratkan ke Finch Farm, markas latihan Everton, selama periode tersebut.

Penurunan prestasi itu membuat Everton semakin akrab dengan posisi papan tengah maupun papan bawah di Liga Primer Inggris. Tak perlu heran juga apabila predikat raksasa yang pernah disandang The Toffees berganti kulit menjadi liliput.

Namun di musim panas kali ini, Everton seolah bangkit dari tidur panjangnya. Kesebelasan yang pada musim 2016/2017 kemarin finis di posisi tujuh itu mengejutkan banyak kalangan dengan aktivitas nan agresif tatkala bursa transfer dibuka.

Tak main-main, klub yang saham mayoritasnya kini dikuasai oleh pebisnis asal Iran, Farhad Moshiri ini, mencomot sepuluh penggawa baru. Mulai dari Josh Bowler dan Boris Mathis yang dimasukkan ke tim muda mereka, sampai sosok ngetop seperti Davy Klaassen serta Wayne Rooney.

Kehadiran mereka mengganti kepergian beberapa pemain yang kontraknya habis seperti Russell Griffiths dan Arouna Kone serta figur-figur yang dilego ke klub lain macam Tom Cleverley, Romelu Lukaku dan Aiden McGeady.

Dari sejumlah pembelian tersebut, fulus yang digelontorkan oleh manajemen bahkan sudah mencapai 90 juta paun atau hampir mencapai 1,5 triliun rupiah. Apa yang dilakukan Everton saat ini begitu mirip dengan tingkah laku klub asal Italia, AC Milan, yang juga menggila di lantai bursa.

Dan selayaknya I Rossoneri, kubu The Toffees kabarnya juga belum akan menghentikan agresivitas mereka di jendela transfer. Sejumlah rumor terus mengaitkan mereka dengan Gylfi Sigurdsson, gelandang Islandia yang sekarang membela Swansea City. Dana sebesar 50 juta paun kabarnya telah disiapkan pihak Everton guna memenuhi permintaan The Swans.

Terlepas dari jadi atau tidaknya proses akuisisi Sigurdsson, namun skuat yang dipunyai The Toffees kini memang cukup berkelas dan mumpuni. Situasi ini memantik harapan suporter fanatik Everton agar klub kesayangan mereka bisa berbicara lebih banyak tentu semakin meninggi. Apalagi di musim mendatang mereka tak hanya mentas di Liga Primer Inggris, Piala FA dan Piala Liga tapi juga kompetisi Liga Europa.

Pekerjaan berat pun menanti Ronald Koeman, nakhoda Everton sejak musim lalu. Berbekal skuat yang lebih baik, sang meneer tentu diserahi beban yang lebih tinggi dibanding sebelumnya. Usaha Koeman menyatukan barisan para pemain lama dengan bintang-bintang anyar supaya siap dan padu tatkala mentas di kompetisi resmi nanti juga berjalan cukup baik sejauh ini. Di dua laga pramusim yang sudah dilakoni, Everton berhasil memetik kemenangan, yakni melawan Gor Mahia (2-1) dan juga FC Twente (3-0).

Satu pertanyaan pun mengemuka, akankah agresivitas Everton di lantai bursa terjawab dengan sempurna di musim kompetisi mendatang?

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional