Eropa Italia

Curahan Hati dari Mbah Budi untuk Interisti

Pada saat kompetisi sepak bola di Eropa tengah memasuki masa rehat seperti sekarang, maka atensi pencinta sepak bola yang haus akan hiburan bakal beralih ke jendela transfer. Rasa penasaran tentang aksi yang dilakukan klub kesayangan jelas sebuah menu yang tak boleh dilewatkan begitu saja.

Salah satu kesebelasan yang sedang getol bergerak di bursa transfer jelang musim kompetisi 2017/2018 bergulir adalah AC Milan. Setelah diakuisisi pebisnis asal Cina, Yonghong Li, pergerakan I Rossoneri memang sangat luar biasa demi memperkuat tim sekaligus memanjakan allenatore Vincenzo Montella dengan sumber daya pemain yang lebih baik.

Beberapa nama yang punya kualitas bagus seperti Hakan Ҫalhanoglu, Andrea Conti, Franck Kessie, Matteo Musacchio, Ricardo Rodriguez dan Andre Silva, diboyong ke San Siro. Bahkan dalam tempo 24 jam terakhir, Milan sudah berhasil mengamankan tanda tangan dua pemain berkualitas lain dalam diri Lucas Biglia dan Leonardo Bonucci. Jika dihitung, Milan sudah merogoh kocek lebih dari 100 juta euro untuk memuluskan sejumlah transaksi itu.

Kedatangan nama-nama beken tersebut jelas meroketkan asa Milanisti, pendukung setia I Rossoneri, di manapun berada. Keyakinan bahwa Riccardo Montolivo dan kawan-kawan bakal menjadi sebuah armada tangguh dan berdaya saing tinggi serta mampu mengusik kedigdayaan Juventus dalam kurun enam musim terakhir menyeruak.

Di sisi lain, geliat transfer Milan nyatanya juga membuat banyak pihak terdistraksi, utamanya para pendukung kesebelasan lain. Dan salah satunya tentu saja suporter setia klub Internazionale Milano, para Interisti. Jangan buru-buru emosi Interisti, saya tak menyebut semua Interisti baper dan keder melihat aktivitas gila Milan di mercato kali ini. Tapi sebagian, memang ada yang merasa seperti itu. Silakan tunjuk tangan apabila itu Anda.

Berkebalikan dengan Milan yang begitu royal dalam memboyong pemain guna mengarungi musim baru, kubu Inter justru terkesan santai dan apa adanya. Sejauh ini, baru Milan Skriniar dan Borja Valero yang resmi didatangkan. Terlihat seperti bumi dan langit memang jika dikomparasikan dengan perekrutan Milan sejauh ini.

Menjadi aneh apabila Interisti malah ngomel-ngomel dan merengek agar pihak klub segera memboyong pemain baru dengan label bintang. Memang benar jika keberadaan satu atau dua pemain bintang bisa mengatrol penampilan sebuah tim. Tapi, apakah itu menjadi syarat utama agar Inter kembali kompetitif? Maaf-maaf saja jika saya harus mengatakan, tidak.

Fans yang hadir di Brunico, lokasi pra-musim Inter.

Rencana klub

Mengkritisi langkah Inter yang senyap dalam bursa transfer kali ini adalah sesuatu yang tidak pada tempatnya, wahai Interisti yang budiman. Apa yang dilakukan Milan memang mencengangkan usai diakuisisi oleh Yonghong Li, namun sudah sepatutnya Interisti pahami jika setiap klub punya rencana masing-masing dalam melakukan pergerakan dan pembenahan.

Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari technical coordinator Suning Sports (membawahi dua kesebelasan milik Suning Group yakni Internazionale Milano dan Jiangsu Suning), Walter Sabatini. Dalam wawancaranya, lelaki yang juga perokok aktif itu dengan tegas menyebut jika Inter tak perlu belanja besar di bursa transfer musim panas kali ini.

“Saya memperhatikan langkah Milan, namun saya bisa katakan jika itu bukanlah model yang kami gunakan. Kami punya strategi sendiri dan tahu pasti apa yang harus kami lakukan. Milan ingin merombak skuat dan membangun ulang timnya, sementara Inter tidak membutuhkannya. Suporter harus paham tentang situasi ini. Kami telah memiliki pemain yang bagus dan saat ini tengah bekerja untuk mengintegrasikan pemain incaran kami dengan skuat yang ada”, paparnya seperti dikutip dari nerazzurriale.com.

Interisti harus ingat bahwa Milan dan Inter adalah entitas yang tidak sama kecuali dalam hal mengontrak stadion. Kedua tim dikelola, dikendalikan sampai dilatih oleh orang-orang yang berbeda. Hal ini tentu membuat visi dan target yang diusung masing-masing pihak juga berlainan. Lalu kenapa Interisti harus baper dan keder serta meminta Inter untuk melakukan copy dan paste langkah Milan tersebut?

Saya tak menyebut bahwa skuat Inter saat ini sudah ciamik tapi saya juga takkan menyebut para pemain yang dipunyai I Nerazzurri adalah pesepak bola yang buruk. Menurut hemat saya, Inter memang tak perlu terlalu banyak belanja di bursa transfer kali ini dengan memboyong banyak pemain bintang. Pihak manajemen hanya perlu menambal pos-pos yang menjadi titik lemah tim ini. Dan saya pun yakin, Luciano Spalletti sebagai pelatih anyar I Nerazzurri sudah memiliki rencana jelas terhadap tim barunya ini.

Bukankah Inter sudah memiliki dana sebesar 150 juta euro untuk bursa transfer kali ini?

Coba Interisti tarik nafas dalam-dalam dan tenangkan pikiran lalu kembali ingat-ingat tentang siapa yang mengabarkan hal tersebut. Adakah pentolan Suning Group maupun manajemen Inter yang dalam wawancara atau membuat pernyataan seperti itu? Jika tidak, maka tak perlu berekspektasi kelewat masif. Andaikata benar, percayalah manajemen akan menggunakan dana segemuk itu buat investasi yang tepat.

Apa yang terjadi pada Inter di musim 2016/2017 kemarin sebenarnya bisa menjadi pelajaran berharga untuk Interisti. Pembelian-pembelian mahal yang tidak terencana dengan baik, justru memengaruhi performa tim di atas lapangan serta membebani kondisi finansial klub. Terlebih, banyak dari pembelian itu yang terkesan tidak berguna dan belum dimaksimalkan.

Lalu, untuk apa belanja besar-besaran apabila talenta-talenta yang kemampuan maksimalnya belum terlihat itu bisa diasah Spalletti sehingga mengilap pada musim 2017/2018 nanti?

Previous
Page 1 / 2