Eropa Italia

Nasib Malang M’Baye Niang

Datang di AC Milan ketika usianya belum genap 18 tahun pada 2012 lalu, banyak yang memprediksi bahwa Niang akan menjadi tumpuan masa depan di lini depan Milan. Namun yang terjadi sekarang jauh panggang dari api.

Penyerang jangkung bertubuh ramping ini kesulitan menembus tim utama Rossoneri. Bahkan di zaman kegelapan ketika Milan hanya mampu bertumpu pada pemain pinjaman dan gretongan pun, ia jarang mendapat kepercayaan bermain. Padahal, di masa-masa berat seperti itu, memainkan seorang youngster berbakat bisa menjadi solusi dari buruknya kualitas para penyerang Milan.

Milan sebenarnya masih berharap Niang dapat memenuhi potensinya. Ini terbukti dari pola peminjaman yang baru dilakukan pada bursa transfer musim dingin, yakni ke Montpellier (Januari 2014), Genoa (Januari 2015), dan Watford (Januari 2017). Setiap selesai dipinjamkan, Niang selalu kembali ke tim senior Milan. Namun setiap itu pula ia kembali tampil mengecewakan, padahal statistiknya sempat menjanjikan.

Ketika dipinjamkan ke Montpellier, ia mencetak lima gol dan dua asis dari 22 laga. Jumlah yang lumayan bagi pemain berusia 18 tahun. Namun ketika kembali ke San Siro ia hanya tampil lima kali di mana empat di antaranya dimulai dari bangku cadangan. Waktu bermainnya pun sangat minim, hanya 87 menit.

Saat di Genoa, penampilannya membaik dengan torehan lima gol plus tiga asis hanya dari 14 laga. Milan pun merasa bahwa Niang sudah kian matang dan dipersiapkan sebagai penggawa utama di musim 2015/2016.

Ternyata tak kunjung matang

Sempat absen di sepuluh pertandingan pertama karena cedera telapak kaki, Niang langsung menjadi andalan baru di bawah arahan Siniša Mihajlović. Sejak giornata 12 hingga 27, hanya sekali Niang tampil sebagai pengganti, sisanya ia jalani sejak menit pertama. Dari 16 penampilan itu ia menorehkan lima gol dan empat asis serta sempat menikmati tren positif kala rutin mencetak gol di tiga laga beruntun.

Namun pemuda Prancis ini kembali dirundung nasib malang. Pada Februari 2016 ia mengalami kecelakaan. Mobil Ferrari merah yang ia kendarai bersama temannya tergelincir karena jalanan licin yang diselimuti salju dan hujan deras. Akibat dari insiden ini, Niang harus absen selama tiga bulan karena cedera ligamen kapsul di pergelangan kaki kiri. Musimnya pun berakhir sudah.

Tepat tiga bulan kemudian cederanya sembuh, ia kembali menghiasi starting line-up Milan, namun sebuah kejadian bodoh membuat manajemen Milan geram dan mempertimbangkan masa depannya di San Siro.

Pemain yang memiliki tiga caps di timnas Prancis ini nekat melompat dari balkon rumahnya menuju kolam renang, padahal baru saja sembuh dari cedera. Tindakan ini dapat memicu cedera kambuhan atau lebih buruk, kematian. Momen ini bahkan dengan bangganya diabadikan di ponsel temannya dan diunggah ke media sosial.

Aksi berbahaya yang diberi nama “Balconing” ini memang sempat populer, namun sebagai seorang atlet yang baru saja sembuh dari cedera parah, tindakan ini jelas tidak profesional. Beruntung manajemen Milan hanya menegurnya dan tidak memberi hukuman. Ia masih dapat bermain di tim inti di awal musim 2016/2017.

Ya, hanya di awal musim, karena jelang pertengahan musim performanya menurun. Mandul dalam 13 laga dan sempat kehilangan tempatnya di empat pertandingan terakhir sebelum diboyong Walter Mazzarri ke Watford dengan status pinjaman.

Bersama The Hornets, Niang tak kunjung matang. Hanya sepasang gol dan asis yang ia cetak dari 16 pertandingan. Ia sempat berkata tidak ingin kembali ke Vicarage Road, kandang Watford, karena kecewa dengan manajemen yang memecat Walter Mazzarri.

Namun sepertinya, pernyataan itu perlu dikaji ulang karena saat ini pilihannya sangat terbatas. Milan jelas sudah tidak membutuhkan lagi jasa Niang dan telah memasang label “for sale” dengan banderol 18 juta euro bagi pemain kelahiran 9 Desember 1994 ini. Akan tetapi, siapa yang masih berminat dengan calon wonderkid gagal yang satu ini?

Everton awalnya sempat menyatakan ketertarikannya karena membutuhkan amunisi anyar di lini depan, namun saat ini The Toffees sudah mendatangkan Davy Klaassen dan Sandro Ramírez. Ditambah kembalinya Wayne Rooney, praktis tak ada tempat bagi Niang kecuali Ronald Koeman mau menghamburkan uangnya demi satu pemain yang setia menghuni bangku cadangan.

Tim Liga Primer Inggris lain yang juga dikabarkan berminat untuk melengkapi daftar pemain cadangannya dengan nama M’Baye Niang adalah Watford dan Arsenal. Meski sang pemain enggan kembali ke Watford, namun Marco Silva, selaku pelatih anyar Watford ingin mempertahankan Niang di timnya. Permasalahannya adalah harga Niang yang sangat tinggi bagi klub yang finis di peringkat 17 musim lalu ini.

Bagaimana dengan Arsenal? Sejauh ini belum diketahui apakah The Gunners sudah melakukan pendekatan secara intens atau belum. Namun dilihat dari hobi Arsene Wenger mengoleksi pemain Prancis dan jadwal istirahat Arsenal yang akan sangat minim karena harus bermain di Liga Europa pada malam Jumat, Niang bisa menjadi solusi yang pas sebagai pelapis.

Jadi, mau melompat ke klub mana, Niang? Yang penting jangan lompat dari balkon lagi, ya.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.