Eropa Lainnya

Liga Turki sebagai Alternatif Memperpanjang Karier

Liga yang juga memiliki basis suporter fanatik ini mulai bergeliat. Gelandang AC Milan, Juraj Kucka, dikabarkan telah menyetujui proposal kepindahannya ke Trabzonspor. Kucka menyusul Pepe yang sebelumnya telah merampungkan kepindahannya dari Real Madrid ke Beşiktaş.

Kedatangan Kucka dan Pepe ini semakin menyemarakkan Liga Turki 2017/2018 karena sejauh ini, sudah ada sembilan pemain tenar yang menetapkan Sportoto SüperLig, nama resmi Liga Turki, sebagai pelabuhan karier mereka selanjutnya.

Nama Klub Asal Klub Tujuan Nilai Transfer
Younѐs Belhanda Dynamo Kyiv Galatasaray 8 juta euro
Pepe Real Madrid Beşiktaş Bebas transfer
Juraj Kucka AC Milan Trabzonspor 6 juta euro
Gaël Clichy Manchester City Başakşehir Bebas transfer
Eljero Elia Feyenoord Başakşehir 1,2 juta euro
Jérémy Ménez Bordeaux Antalyaspor 3 juta euro
Carlos Kameni Málaga Fenerbahçe Belum diumumkan
Asamoah Gyan Shanghai SIPG Kayserispor Bebas transfer
Arouna Koné Everton Sivasspor Bebas transfer

Rutin sejak 10 tahun terakhir

Meski pamor Liga Turki baru booming sejak kedatangan Didier Drogba dan Wesley Sneijder ke Galatasaray pada musim 2012/2013, liga yang didominasi oleh Galatasaray, Fenerbahçe dan Beşiktaş ini sebenarnya sudah rutin mendatangkan nama-nama besar jagat sepak bola sejak musim 2006/2007. Serie A dan Liga Primer Inggris menjadi pemasok pemain tenar terbanyak di negara pimpinan Recep Tayyip Erdoğan itu.

Mateja Kezman mengawalinya ketika bergabung dengan Fenerbahçe dan musim depannya, klub yang bermarkas di Şükrü Saracoğlu Stadium ini mendatangkan bek kiri legendaris, Roberto Carlos, yang baru saja menyelesaikan sebelas musim masa baktinya di Santiago Bernabeu.

Robin van Persie dan Luís Nani kemudian didatangkan langsung dari Manchester United pada awal musim 2015/2016, lalu ada duo pemain bertato, Martin Skrtel dan Gregory van der Wiel, yang dibeli pada Juli 2016 lalu. Empat pemain tersebut menyusul seorang speedster yang sempat gagal di Juventus, Milos Krasic, ketika didaratkan pada musim 2012/2013.

Musim 2008/2009 dan 2009/2010, giliran Galatasaray yang beraksi. Pemilik gelar terbanyak Liga Turki ini merekrut legenda Liverpool dan Australia, Harry Kewell pada akhir Juli 2008, dan dilanjutkan dengan mendatangkan pemain yang sempat tenar di Manchester City, Elano Blumer, seharga 7 juta euro pada Juli 2009.

Avrupa Fatihi (julukan Galatasaray) juga mendatangkan Fernando Muslera dari Lazio pada 2011 dan tetap awet sampai sekarang. Lalu ada Emmanuel Eboué (2011/2012), Wesley Sneijder dan Didier Drogba (2012/2013), Blerim Dzemaili dan Goran Pandev (2014/2015), serta Lukas Podolski (2015/2016).

Geliat transfer dua kesebelasan terbesar Liga Turki itu kemudian juga diikuti Beşiktaş selaku pemilik 15 gelar liga domestik, alias terbanyak ketiga di bawah Galatasaray dan Fenerbahçe. Tak tanggung-tanggung, kesebelasan berseragam hitam-putih itu membeli empat pemain ternama sekaligus pada musim 2010/2011!

Ricardo Quaresma yang kesulitan berkembang di Internazionale Milano ditebus dengan mahar 7,3 juta euro. Untuk melengkapinya, Kara Kartallar (julukan Beşiktaş) mendatangkan Simão Sabrosa, kompatriot Quaresma di timnas Portugal untuk mengisi sisi sayap seberangnya. Koneksi Portugal di Beşiktaş semakin kuat setelah kedatangan Hugo Almeida di bursa transfer tengah musim. Ketiganya bahu-membahu bersama legenda Real Madrid, Guti Hernández, yang didatangkan pada awal musim.

Demba Ba kemudian menyusul pada musim 2014/2015, lalu ada Ricardo Quaresma jilid dua (2015/2016), Nihat Kahveci yang pulang kampung pada musim 2009/2010, serta Adriano Correia, Ryan Babel dan Gökhan Inler yang didatangkan awal musim lalu dan langsung berhasil menggondol gelar juara di musim pertamanya

Tren membeli pemain bintang berusia senja ini juga turut menular ke klub-klub papan tengah seperti Bursaspor yang pernah mendatangkan Sébastien Frey pada musim 2013/2014, Trabzonspor yang merekrut Didier Zokora (2011/2012) dan Marko Marin (2015/2016), Samuel Eto’o yang bergabung dengan Antalyaspor (2015/2016), serta Başakşehir, Kayserispor, dan Sivasspor yang daftar pemain anyarnya sudah tertera di tabel di atas.

Daya tarik Liga Turki

Meski tak sekaya Liga Super Cina (CSL) dan negaranya tidak semewah Amerika Serikat dengan Major League Soccer (MLS)-nya, Liga Turki menawarkan daya tarik tersendiri bagi mereka yang masih ingin memperpanjang karier sepak bolanya di penghujung karier.

Turki adalah negara yang terbagi dalam dua benua, Asia dan Eropa, namun federasi sepak bola mereka berinduk ke UEFA. Artinya, para pemain yang berada di sisa-sisa kejayaan tadi tetap memiliki kesempatan untuk tampil di Liga Champions, jika timnya lolos ke penyisihan grup. Keistimewaan ini tentu tidak dimiliki oleh CSL maupun MLS.

Kedua, Turki adalah negara dengan kultur sepak bola yang kuat. Fanatisme suporter di negara ini tak kalah dengan liga-liga papan atas Eropa, bahkan sisi urakan-nya, menurut saya, memiliki sensasi tersendiri. Bayangkan saja, perayaan gelar juara Beşiktaş musim lalu dilakukan di atas laut menaiki kapal dan ketika seorang pemain bintang datang, ia langsung disambut oleh ratusan fans di bandara. Sepertinya hanya Liga Argentina dan Liga 1 Indonesia yang dapat menyaingi fanatisme serupa.

Hal ini membuat Liga Turki menjadi tempat yang menarik untuk melanjutkan karier bagi mereka yang pernah meraih ketenaran. Bermain dikelilingi gemuruh suara suporter tentu sangat mengasyikkan dan hanya bisa dirasakan di negara-negara tertentu.

Terakhir, kedatangan mantan bintang dunia ke Negeri Kebab ini juga didasari oleh kebijakan federasi sepak bola Turki yang mengizinkan setiap klub mengontrak maksimal 14 pemain asing per musim 2015/2016. Jumlah ini meningkat drastis dari yang sebelumnya hanya enam pemain dengan dalih untuk memberi kesempatan pada pemain lokal.

Alhasil, klub-klub adidaya seperti Galatasaray, Beşiktaş dan Fenerbahçe langsung kalap dan gerak cepat untuk menggelar negosisasi pada pemain-pemain yang tak lagi mendapat tempat di liga papan atas Eropa. Kucka dan Pepe menjadi contoh terbaru dalam kasus ini.

Satu hal lagi, jangan lupakan fakta bahwa Turki merupakan salah satu negara dengan pajak sepak bola terkecil, yakni hanya sebesar 15 persen. Hanya Liga Bulgaria (10 persen) dan Liga Rusia (13 persen) yang memiliki nilai pajak lebih rendah dari Sportoto SüperLig. Ke depannya, mungkin Turki akan menjadi persinggahan terakhir para megabintang macam Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi. Setidaknya, mereka dapat membayar pajak dengan tenang sambil menikmati hidangan kebab.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.