Eropa Italia

Hati-Hati, AC Milan

Semalam (6/7), AC Milan mengonfirmasi bahwa Andrea Conti, bek kanan muda dari Atalanta yang sudah dikejar sejak bulan Juni, telah tiba untuk tes medis di Milanello dan selangkah lagi diresmikan menjadi penggawa baru Rossoneri. Bila lancar dan tak ada halangan berarti, Conti akan menjadi rekrutan ketujuh Milan di bursa transfer musim panas ini. Jumlah yang sangat banyak, mengingat bursa transfer baru efektif dibuka per 1 Juli 2017.

Sebelumnya, Milan sudah merampungkan enam transfer dengan kehebohan mereka masing-masing. Diawali dengan bek asal Argentina, Mateo Musacchio, berturut-turut, rival sekota tim kebanggaan Budi Windekind ini merampungkan transfer Ricardo Rodriguez, Franck Kessie, Andre Silva, Fabio Borini hingga gelandang muda penuh talenta milik Bayer Leverkusen, Hakan Calhanoglu. Sekilas, keenam transfer sebelum Conti adalah sinyal positif yang dinanti para Milanisti.

Tapi, di tengah euforia tinggi karena aktivitas mercato yang ciamik, pergerakan Milan di bursa transfer ini bisa mengundang satu hal mematikan: mengancam kohesi di dalam tim.

Sudah menjadi hukum kausalitas bahwa kedatangan pemain baru akan secara otomatis mengancam kehadiran penggawa lama. Sejauh ini, beberapa pemain lama Milan sudah mempersiapkan langkah mereka ke depannya. Selain Keisuke Honda yang sudah resmi keluar, masih ada Gabriel Paletta yang tengah merapat ke Sassuolo, Gianluca Lapadula yang mendekat ke Genoa dan M’baye Niang yang kabarnya tengah bersiap ‘ditendang’ ke Liga Inggris.

Dan di balik hengkangnya nama-nama di atas, Milan dan Vincenzo Montella akan dihadapkan dengan isu kohesivitas di dalam tim. Selain Borini, lima nama lain plus Conti, bila ia resmi nanti, hampir dipastikan keenamnya akan menjadi penggawa inti di skuat Milan musim depan. Musacchio akan menemani Alessio Romagnoli di jantung pertahanan, sementara Conti dan Rodriguez akan berdampingan di pos bek sayap. Mereka berempat akan melindungi gawang Gianluigi Donnarumma yang tengah rekonsiliasi dengan Milan dan Milanisti terkait kontrak barunya.

Sedikit ke depan, Franck Kessie akan menjadi gelandang tengah bersama Calhanoglu dan Juraj Kucka atau Manuel Locatelli. Lini serang hampir pasti menjadi milik Andre Silva dan Suso serta Giacomo Bonaventura.

Skuat yang tampak menakutkan, ya?

Efek transfer ke komposisi skuat

Memang, ini masih awal bulan Juli dan Milan sudah merampungkan hampir tujuh transfer yang semuanya sangat berimbas positif dengan kekuatan skuat. Namun, bila tak diatur dengan benar, ketujuh transfer ini akan menjadi backstabbing bagi skuat Montella.

Kedatangan banyak pemain dalam satu waktu sangat rentan menggerus keutuhan yang sudah terbentuk dalam tim dari musim lalu. Karena kecuali mie instan, hampir tidak ada hal fana di dunia ini yang nikmat bila prosesnya instan, seperti membentuk keutuhan tim sepak bola.

Granada yang musim lalu terdegradasi dari La Liga bisa menjadi contoh. Karena sebagian besar skuatnya musim lalu adalah pemain baru yang notabene banyak pemain pinjaman, permainan mereka terasa menjemukan, tanpa arah, tidak ada kohesi yang tampak di atas lapangan dan hampir semua pemain tampil untuk dirinya sendiri.

Di beberapa posisi di skuat Milan sendiri, ada banyak nama yang sebetulnya tak kalah berkualitas dibandingkan nama-nama baru, semisal Mattia De Sciglio, si tampan yang fasih bermain di bek sayap kanan dan kiri. Juga jangan lupakan nama senior, Ignazio Abate dan bek sayap muda, Davide Calabria.

Di lini tengah, Milan juga masih punya Riccardo Montolivo dan Andrea Bertolacci. Beralih ke depan, nama Carlos Bacca dan M’baye Niang sebenarnya masih punya masa depan bila memang Montella bermain dengan tiga penyerang atau dua penyerang dengan satu playmaker di belakang dua juru gedor.

Yang harus dilakukan Milan dan Montella demi membentuk kohesi

Dua hal penting yang harus dilakukan Montella adalah, pertama, segera mengumpulkan skuatnya, semua rekrutan baru dan pemain lama, lalu membawa mereka untuk persiapan pramusim sedari dini. Bila diberikan sistem latihan pramusim yang baik, kohesi bisa terbentuk, tapi, itu tak instan.

Mereka perlu laga uji coba, pemahaman taktik, keakraban dengan antarpemain dan staf pelatih, hingga proses adaptasi di lingkup sepak bola Italia secara umum. Kalau kamu pemain Football Manager yang tekun, isu kohesivitas dalam tim adalah hal penting yang wajib diasah ketika awal menangani sebuah tim.

Kedua, hal penting lain yang perlu dilakukan Montella adalah tidak langsung memainkan keenam pemain barunya, minus Borini (maaf bro, tampaknya kamu memang ditakdirkan jadi pemain cadangan), sebagai pemain inti. Montella perlu cermat mengamati perkembangan pemain baru dan pemain lama dalam menerapkan skema yang ia inginkan selama pramusim. Itulah pentingnya latihan dan uji coba.

Dari situ, ia akan punya bayangan siapa saja yang layak dimainkan dari awal dan siapa yang layak duduk di bangku cadangan. Selain itu, pemain baru memang layak diberi waktu secara bertahap untuk dilibatkan dalam starting eleven. Selain demi proses adaptasi, juga demi mengharmoniskan ruang ganti dan membuat semua pemain bahagia. Untuk hal ini, Montella bisa melihat kesuksesan rotasi Zinedine Zidane musim lalu yang menjadi fondasi penting akhir musim yang manis bagi Real Madrid.

Milan melakukan bisnis yang sangat sangat sangat baik musim panas ini. Saya menuliskan kata ‘sangat’ sebanyak tiga kali sebagai pujian khusus bagi aktivitas transfer Rossoneri. Tapi, bila tak diatur secara sistematis dan cermat, aktivitas transfer yang brilian ini bisa menjadi petaka bagi masa depan Milan yang digadang-gadang akan bersinar terang musim depan.

Setidaknya, jangan jadikan cuitan Puthut EA di bawah ini menjadi kenyataan, bila Milan masih ingin bangkit musim depan dan menatap hari cerah sebagai penantang utama gelar Scudetto bagi Si Nyonya Tua, Juventus.

Author: Isidorus Rio Turangga (@temannyagreg)
Tukang masak dan bisa sedikit baca tulis