Eropa Inggris

Santi Cazorla: Setelah Delapan Operasi Itu

Setelah delapan kali operasi itu, ia kembali terkapar.

Sudah sejak November 2016 Santi Cazorla absen membela Arsenal. Cedera tumit yang parah membuatnya absen sangat lama. Sesuai jadwal, apabila pemulihan berjalan lancar, Cazorla baru bisa bermain lagi di bulan November 2017. Namun baru di bulan Juli, gelandang asal Spanyol tersebut kembali cedera.

“Arsenal sudah sangat baik kepada saya. Mereka memperbaharui kontrak saya sebelum operasi. Wenger berbicara kepada saya dan membuat saya lebih tenang. Ini musim yang sulit bagi saya lantaran saya sudah tidak bermain sejak November. Saya sudah delapan kali menjalani operasi. Sejak November, saya mengalami komplikasi. Ternyata, ruang operasi saya mengandung bakteri yang menyebabkan infeksi di tulang saya. Luka di tulang saya tidak mau menutup,” kenang Cazorla.

Penggalan wawancara di atas terjadi di bulan Mei 2017 yang lalu. Cazorla menjelaskan mengapa proses penyembuhannya berjalan lambat dan harus melakukan operasi hingga delapan kali.

Kesedihan jelas langsung terasa, terutama apabila mengingat kembali bagaimana dominannya lini tengah Arsenal ketika dikawal Santi Cazorla dan Granit Xhaka. Limbung, ketika Cazorla absen karena cedera. Mencari penggantinya adalah pekerjaan yang sangat sulit. Bahkan boleh dibilang, perubahan skema yang dilakukan Arsene Wenger sudah terpicu sejak Cazorla cedera.

Ya, sejak Cazorla menghilang, performa Arsenal anjlok. Tak ada lagi gelandang kreatif yang “membebaskan” Arsenal dari pressing lawan dengan begitu mudah. Ia memegang alur permainan The Gunners. Membuat Mesut Özil bisa leluasa mencari ruang di sepertiga akhir dan mengeluarkan kemampuan terbaiknya.

Cazorla juga yang meringankan beban Xhaka untuk mengatur arah permainan. Pada intinya, keberadaan playmaker asal Spanyol tersebut bisa mengangkat performa sekaligus membuka potensi kawan-kawannya.

Beberapa hari yang lalu, Cazorla sendiri sudah menjalani proses pemulihan di salah satu pusat kebugaran di Spanyol. Namun nampaknya, proses penyembuhan cedera tumitnya masih jauh dari kata usai. Dan ternyata benar, Gooners mendapat kabar buruk.

Melihat sisi positif

Kehilangan Cazorla adalah berita yang begitu pahit. Apalagi sudah menjadi fakta bahwa usaha Wenger mengisi tempat yang ditinggalkan mantan pemain Villareal tersebut bukan pekerjaan yang mudah. Namun tentu, di balik bencana, selalu ada sisi positif yang bisa direnungkan.

Yang pertama adalah timing kambuhnya cedera Cazorla. Tidak seperti sebelum menderita cedera lama di bulan November, Arsenal punya lebih banyak waktu luang untuk membeli pemain yang tepat. Jendela transfer musim panas memberi ruang yang lebih lega ketimbang jendela transfer musim dingin di bulan Januari, di mana banyak klub enggan melepas pemain terbaiknya di pertengahan musim.

Saat ini pun masih awal Juli dan jendela transfer masih berjalan hingga akhir Agustus nanti. Tentu, dua bulan adalah waktu yang lapang untuk mengidentifikasi calon pengganti Cazorla. Namun ingat, proses negosiasi transfer tak selalu berjalan cepat, apalagi jika pembaca adalah suporter Arsenal, di mana Wenger selalu bergerak hati-hati ketika melakukan pendekatan.

Selain soal melihat kemampuan calon pengganti Cazorla, Arsenal juga harus mempertimbangkan klub peminat lainnya. Semakin banyak peminat, tentu harga si pemain akan melonjak. Apalagi ketika peminatnya berasal dari Inggris, yang notabene selalu harus merogoh kantong lebih dalam ketika hendak membeli pemain bagus.

Melihat fakta itu, tentu Arsenal tak bisa dengan ringan menyatakan tertarik memboyong Marco Verratti, yang corak permainannya cukup mirip dengan Cazorla. Si pemain sudah memilih Barcelona sebagai klub barunya, bila memang ia pindah nantinya. Dan yang pasti, harga Verratti jelas akan sangat mahal. Paris Saint-Germain sudah menegaskan bahwa 100 juta euro adalah banderol Verratti.

Bagaimana dengan Dani Ceballos dan kisah klausul penjualannya yang hanya 15 juta euro? Peminat Ceballos antara lain, Real Madrid, Barcelona dan Juventus, yang konon sudah mengajukan 20 juta euro untuk memboyong salah satu pemain muda yang mengilap di ajang Piala Eropa U21 tersebut.

Mengapa sulit? Baca kembali dua paragraf sebelumnya. Bertambahnya peminat, maka akan semakin naik harga si pemain. Jika Juventus berani mengirimkan 20 juta, Arsenal setidaknya harus menawar dua kali lipatnya. Itupun belum mempertimbangkan apakah si pemain mau bermain di Inggris, khususnya Arsenal.

Oleh sebab itu, saya mengajukan satu nama yang sebenarnya bisa dipertimbangkan untuk menjadi penantang Granit Xhaka dan Aaron Ramsey. Ia adalah Roque Mesa, gelandang Las Palmas. Pembaca asing dengan namanya? Simak video di bawah ini:

Mesa adalah salah satu gelandang terbaik di La Liga musim 2016/2017. Kemampuannya cukup lengkap, namun masih berada “di bawah radar” tim-tim besar Eropa. Sayangnya, Mesa dikabarkan sudah hampir menjadi milik Swansea City.

Anda tahu berapa yang dikeluarkan Swansea untuk mendatangkan gelandang sebagus Mesa? Hanya 13 juta euro menurut rilis Gianluca Di Marzio. Sangat murah untuk seorang Mesa.

Memang, menikung proses transfer Mesa ke Swansea mungkin sudah tidak mungkin dilakukan. Yang ingin saya tekankan adalah, Arsenal harus jeli menyeleksi calon pengganti Cazorla. Mengapa? Hampir semua dana belanja sudah akan dikeluarkan untuk membeli penyerang dan gelandang serang. Dengan dana yang tersisa, tanpa menjual pemain, Arsenal harus berbisnis dengan cerdik.

Bagaimana menurut pembaca sekalian? Mari berdiskusi.

Author: Yamadipati Seno
Koki @arsenalskitchen