Eropa Jerman

Kyriakos Papadopoulos, dari Wonderkid di Football Manager hingga Hamburg SV

Musim panas tahun 2007, pemandu bakat Espanyol menyaksikan pertandingan Olympiakos di Liga Yunani. Sasaran mereka adalah seorang bek tengah muda bertubuh tinggi tegap. Para penggemar tim Yunani tersebut menganggap anak muda ini sebagai jelmaan dari Trainos Dellas, palang pintu legendaris yang membawa Yunani menjadi juara Eropa pada tahun 2004.

Baca juga: Hegemoni Olympiakos di Negeri Para Dewa

Selepas pertandingan, pemandu bakat tersebut kemudian bertemu manajemen Olympiakos untuk menanyakan soal ketersediaan pemain incarannya ini. Dan manajemen Olympiakos dengan tegas enggan menjual bakat terbaru klub mereka. Nama pemuda yang menarik perhatian tersebut adalah Kyriakos Papadopoulos.

Meskipun menampik Espanyol, Olympiakos tak kuasa menahan Kyriakos untuk hijrah ke Schalke 04 ketika tawaran datang pada tahun 2010. Sang bek tengah berbakat membutuhkan tempat yang lebih besar untuk membuktikan kualitas dirinya.

Di usia 18 tahun, Kyriakos sudah mendapatkan banyak kesempatan bermain dari Schalke. Di sinilah namanya mulai muncul sebagai pemain muda berbakat. Kala itu ia merupakan salah satu wonderkid yang menjadi buruan di gim simulasi Football Manager.

Kyriakos kemudian terus berkembang. Sayang, cedera kemudian menghambat kariernya. Leverkusen kemudian datang sebagai juru selamat. Mereka menawarkan masa pinjaman dengan klausul kepindahan permanen di musim selanjutnya.

Musim perdananya berjalan cukup baik. Ia bersama Omer Toprak, tampil lugas di lini pertahanan Die Bayer. Sayang, cedera kemudian kembali menghambat grafik positif kariernya. Setelah pulih, ia mesti mendapati kini tempatnya di tim utama sudah diakuisisi oleh bek tengah yang lebih muda bernama Jonathan Tah.

Kyriakos kemudian dipinjamkan ke RB Leipzig pada awal musim 2016/2017. Namun di sana, ia tidak banyak mendapatkan kesempatan bermain. Setelah dikembalikan ke Leverkusen, pada pertengahan musim kemarin, ia kemudian dipinjamkan ke Hamburg. Masih sering terkena masalah cedera, tapi Kyriakos tampil lumayan bersama The Dinosaur sekaligus membawa tim tersebut selamat dari degradasi ke level yang lebih rendah. Kyriakos juga berhasil menyarangkan dua gol di setengah musimnya bersama Hamburg.

Musim selesai, Kyriakos kini berada di persimpangan. Kembali ke Leverkusen sepertinya bukan keputusan yang bagus. Di sana, Toprak dan Tah sudah menjadi duet yang sangat padu. Aleksandar Dragovic dan Joe Abu Hanna pun merupakan pelapis yang sepadan. Terlebih lagi keduanya berusia lebih muda dari Kyriakos, yang tentunya menawarkan tenaga dan bakat yang lebih segar.

Hamburg kemudian menawarkan kesempatan dengan tangan terbuka. Status Kyriakos kemudian dipermanenkan. Penampilannya musim lalu cukup memuaskan pelatih Markus Gisdol. Hamburg menjadi pelabuhan selanjutnya bagi Kyriakos Papadapoulous yang di Football Manager, kemampuan marking-nya bisa dimaksimalkan ke angka tertinggi yaitu 19.

Kyriakos kini berusia 25 tahun. Ia masih punya cukup waktu untuk mengubah jalan kariernya ke arah yang lebih baik, karena siapapun yang memainkan Football Manager versi di atas tahun 2015, tentu tahu betul bahwa Kyriakos kemudian akan bergabung ke tim-tim besar Eropa.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia