Nasional Bola

Meramal Masa Depan Ilija Spasojevic

Berbeda dengan Go-Jek Traveloka Liga 1 yang tetap menghelat pertandingan di bulan Ramadan, kompetisi Liga Super Malaysia 2017 justru telah menjalani libur sejak jauh-jauh hari. Para peserta kompetisi nomor wahid di Negeri Jiran ini terakhir kali bermain pada 24 Mei 2017. Ini berarti para pemain, khususnya yang beragama Islam, dapat menunaikan ibadah puasa selama satu bulan penuh dengan lebih santai.

Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) sendiri telah menetapkan bahwa liga baru akan digulirkan kembali mulai awal Juli mendatang. Menariknya, ada banyak cerita yang muncul ke permukaan pada saat libur seperti saat ini. Salah satunya yang melibatkan sosok pemain yang akrab di telinga pencinta sepak bola Indonesia, Ilija Spasojevic.

Sejak tahun 2011, sosok yang biasa disapa Spaso ini memang telah meramaikan sepak bola nasional. Kala itu, pemain setinggi 187 sentimeter ini didatangkan oleh klub yang mengikuti Liga Primer Indonesia, Bali Devata.

Usai melakoni petualangan singkat di Pulau Bali, Spaso sempat bermain untuk PSM Makassar, Mitra Kutai Kartanegara, Persisam Putra Samarinda (kini Bali United) dan juga Persib Bandung.

Sayangnya, di klub yang disebut terakhir, penampilannya dinilai kurang tajam dan memaksa kubu Maung Bandung melepasnya. Tak mau lama-lama menganggur, figur yang pernah membela Dinamo Tbilisi ini hijrah ke Malaysia untuk memperkuat tim yang pada musim 2016 lalu berlaga di Liga Primer Malaysia, Melaka United. Tak dinyana, sang juru gedor malah tampil beringas bareng klub berjuluk Sang Kancil tersebut.

Spaso sukses menggelontorkan 24 gol di ajang Liga Primer Malaysia sekaligus mengantar Melaka United jadi juara dan berhak atas tiket promosi ke Liga Super Malaysia 2017. Penampilan ciamik tersebut membuat Spaso kebanjiran puja dan puji dari suporter fanatik Melaka United. Dirinya pun dipertahankan oleh pihak klub guna mengarungi kompetisi Liga Super Malaysia 2017.

Optimisme menyeruak di dalam dada Spaso maupun pihak manajemen Melaka United bahwa di Liga Super Malaysia 2017 nanti, mereka bisa bersaing. Setidaknya, di musim perdana Sang Kancil bisa sintas dari jeratan degradasi.

Akan tetapi, jalan cerita yang diharapkan malah berbeda 180 derajat. Meski telah melakukan sejumlah pembenahan, Melaka United justru terdampar di posisi sebelas klasemen sementara Liga Super Malaysia 2017. Sejauh ini Sang Kancil hanya mampu mengoleksi 11 poin, hasil dari dua kemenangan, lima hasil imbang dan enam kali kalah.

Torehan negatif tersebut langsung memakan tumbal. Eric Williams, pelatih yang membawa Sang Kancil jadi kampiun Liga Primer Malaysia 2016 sekaligus promosi, dicopot dari jabatannya per 23 Mei silam. Posisi yang ditinggalkan Williams lantas digantikan oleh ahli taktik asal Portugal, Eduardo Almeida.

Tak sampai di situ, pergantian nakhoda juga berimbas pada karier Spaso di Melaka United. Kerja sama Sang Kancil dengan lelaki asal Montenegro tersebut secara mengejutkan disudahi lebih dini. Artinya, Spaso takkan lagi mengenakan seragam hijau-putih khas Melaka United di putaran kedua Liga Super Malaysia 2017 nanti.

Pihak manajemen menganggap performa penyerang andalan mereka itu menurun drastis. Berdasarkan data yang Football Tribe Indonesia himpun via Transfermarkt, dari sebelas pertandingan yang dilakoni Spaso bareng Melaka United di Liga Super Malaysia 2017, dirinya cuma menceploskan tiga gol. Jika dibandingkan dengan torehannya musim lalu, tentu ada penurunan yang terlihat jelas.

Tapi menyalahkan Spaso jelas tak bisa dibenarkan begitu saja. Pasalnya, performa yang ditampilkan Spaso juga punya kaitan erat dengan penampilan Melaka United secara keseluruhan musim ini. Belum lagi atmosfer kompetisi Liga Super Malaysia yang tentunya lebih ketat jika dibandingkan dengan Liga Primer Malaysia.

Apapun sanggahannya, palu sudah terlanjur diketok dan Spaso telah dilepas oleh kubu Sang Kancil. Melalui akun Twitter-nya, Spaso juga telah mengucapkan terima kasih kepada Melaka United sekaligus tanda perpisahan kedua belah pihak.

Kondisi yang tengah dialami Spaso ini rupa-rupanya membuat publik sepak bola Indonesia beringsut, khususnya para pendukung setia Persib, Bobotoh. Jebloknya sektor depan tim Maung Bandung dalam menjalani kompetisi Go-Jek Traveloka Liga 1 sampai pekan ke-11, cuma sanggup melesakkan 9 gol, membuat mereka merayu Spaso untuk kembali ke Kota Kembang.

Tumpulnya sektor penyerangan Persib itu pula yang membuat mereka kini harus puas duduk di peringkat ke-12 klasemen sementara. Dari sebelas pertandingan, Hariono dan kolega baru memetik empat kemenangan, tiga kali seri dan tiga kali keok.

Seperti yang kita ketahui bersama, keberadaan Carlton Cole dan Sergio van Dijk memang tak menghadirkan dampak signifikan bagi kampiun Liga Indonesia dua kali itu. Nama pertama lebih sering turun dari bangku cadangan ketimbang jadi pemain inti. Aksi-aksinya pun terbilang semenjana lantaran belum sekalipun mencetak gol.

Sedangkan van Dijk lebih sering menepi dari lapangan akibat deraan cedera yang tak kunjung pulih. Persoalan akut ini juga yang membuat Djadjang Nurdjaman sebagai pelatih Persib seringkali kebingungan mencari ramuan yang pas guna membuat lini depan timnya menjadi lebih tajam.

Mengingat kompetisi Go-Jek Traveloka Liga 1 tengah rehat, pasti akan dilakukan sejumlah evaluasi terhadap performa tim sejauh ini. Andai benar-benar ingin menggaet Spaso, sudah sepatutnya Persib bergerak cepat karena peminat penyerang yang berwajah mirip aktor Hollywood, Bradley Cooper ini, pasti cukup banyak.

Akankah pencinta sepak bola bakal melihat kembali aksi-aksi Spaso di kompetisi nasional?

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional.