Dunia Amerika Latin

Boca Juniors, Juara di Tengah Eksperimen Liga Argentina

Tanpa perlu berpeluh keringat di atas lapangan, Boca Juniors resmi ditahbiskan jadi juara Divisi Primera Argentina 2016/2017. Kekalahan pesaing terdekat, Banfield, dari San Lorenzo, Rabu (21/6) waktu lokal, memastikan titel ke-32 untuk klub asal Buenos Aires tersebut. Boca yang masih menyimpan dua pertandingan kontra Olimpia dan Union Santa Fe, dipastikan tak bisa dikejar Banfield lewat keunggulan lima poin.

Pesta digelar di rumah hingga jalanan kota, sebelum yang lebih besar dilangsungkan di markasnya, Estadio Alberto J. Armando atau akrab disebut La Bombonera, akhir pekan ini. Boca jadi juara dengan hanya kalah tiga kali dalam semusim, salah satunya didapat pada laga pembuka dari Lanus dan sejauh ini sukses mencetak 58 gol.

Bagi klub berjuluk Xeneizes ini, gelar juara membuktikan banyak hal. Di tengah banyaknya eksperimen yang terjadi di kasta tertinggi Argentina, Boca menunjukkan bisa keluar sebagai yang terbaik. Bagaimana tidak, sejak tahun 2012 saja, sudah enam format diuji coba oleh Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA). Pada kurun waktu tersebut, klub yang bermarkas di La Bombonera itu pernah merasakan gelar juara, juga zona merah.

Boca tercatat jadi tim terakhir yang menjuarai Divisi Primera Apertura pada tahun 2011 atau juara paruh musim pertama jika diibaratkan liga Eropa. Sementara titel Clausura direngkuh Arsenal de Sarandi. Setelahnya, istilah Apertura dan Clausura diubah menjadi Inicial dan Final. Selain nama, perbedaannya adalah hanya ada satu juara dalam setiap musimnya.

Musim 2013/2014, diperkenalkan Copa Campeonato atau Superfinal yang mempertemukan juara Inicial dan Final. Sayangnya, perubahan kembali terjadi dengan menetapkan Superfinal sebagai sebuah turnamen, bukan juara resmi dari Divisi Primera Argentina. Kembali lagi, ini hanya bertahan semusim di mana Boca finis di urutan ketujuh dan kedua.

Tahun 2014, Liga Argentina dilangsungkan dengan format satu kompetisi di mana tiap tim bertemu masing-masing sekali. Diberi nama Torneo de Transicion, kompetisi ini diikuti 17 tim dari musim sebelumnya dan tiga klub promosi asal Primera B. Di akhir musim tak ada tim yang terdegradasi.

Hanya setahun berselang, peserta liga kasta tertinggi Negeri Tango membengkak menjadi 30 dengan tambahan tim dari Primera B. Kala itu, Boca keluar sebagai juara, unggul tiga poin dari San Lorenzo di klasemen akhir.

Lagi-lagi AFA melakukan terobosan, tepatnya tahun lalu di mana format kompetisi diubah menjadi dua wilayah, dengan nama Zona A dan B. Boca terpuruk setelah hanya menempati urutan ke-10 dari 15 tim di Zona B. Ketika itu, gelar juara disegel Lanus yang mengalahkan San Lorenzo pada partai final.

Hingga akhirnya musim 2016/2017 ini, format satu wilayah kembali diterapkan. Setiap tim menjalani 29 plus satu laga dari total 30 kontestan. Satu pertandingan tambahan merupakan serangkaian laga derbi bertajuk Fecha de Clasicos. Boca, tentu saja menghadapi rival abadinya sekaligus sesama tim asal Buenos Aires, River Plate.

Dalam dua pertemuan musim ini, kedua tim sama-sama mengalahkan, yang uniknya, dilakukan di kandang lawan masing-masing. Namun, Boca sukses tampil lebih konsisten dari River lewat kombinasi apik di dalam dan sisi lapangan.

Kegemilangan Xeneizes tak lepas dari ketajaman top skor Divisi Primera Argentina musim ini, Dario Benedetto yang sukses mencetak 18 gol dan tiga asis, serta duetnya yang juga aset masa depan Albiceleste, Cristian Pavon dengan total sembilan gol dan tujuh asis. Kepemimpinan dan pengalaman kapten tim Fernando Gago juga amat memengaruhi permainan Boca di lapangan.

Di jajaran manajemen, hadir sosok pelatih Guillermo Barros Schelotto. Sempat sepuluh musim jadi pemain Boca, dia kembali setelah mengalami masa-masa mengecewakan di Palermo kala pelantikannya sebagai pelatih utama hanya bertahan beberapa hari, mengingat tak memiliki lisensi memadai untuk menangani tim di Eropa. Schelotto akhirnya kembali ke Argentina dan buktikan diri sebagai juara usai UEFA tak mengabulkan permintaan lisensi kepelatihannya.

Musim ini, Boca kembali dan mengamankan titel ke-32 atau hanya berjarak empat trofi dari rekor terbanyak yang masih dipegang River Plate.

¡Felicitaciones Campeones!

Author: Perdana Nugroho
Penulis bisa ditemui di akun Twitter @harnugroho