Eropa Spanyol

Korupsi di Balik Bentuk Aneh Stadion Benito Villamarin

Jika Anda berkunjung ke Sevilla dan melewati Stadion Benito Villamarin, Anda akan langsung melihat ada yang aneh dengan bentuk stadion tersebut.

Kredit: Dokumentasi Mahir Pradana
Kredit: Dokumentasi Mahir Pradana

Stadion berkapasitas sekitar 60 ribu penonton ini terlihat memiliki tribun penonton dengan tinggi berbeda-beda. Sampai saat ini, belum terdapat tribun selatan atau salah satu tribun di belakang gawang. Bukan hanya itu, beberapa tembok beton juga terlihat terpisah.

Kredit: Dokumentasi Mahir Pradana

Stadion di bagian selatan kota Sevilla ini memang mengalami tambal-sulam pembangunan selama bertahun-tahun. Diresmikan pada tahun 1929 dengan nama Estadio Heliopolis, stadion ini baru menjadi rumah klub Real Betis pada tahun 1961. Sejak saat itu, namanya berubah menjadi Benito Villamarin, mengambil nama presiden Real Betis yang memprakarsai perpindahan tersebut.

Ketika Spanyol menjadi tuan rumah Piala Dunia 1982, Benito Villamarin menjadi lokasi pertandingan antara Brasil melawan Skotlandia (skor 4-1) dan Brasil melawan Selandia Baru (4-0). Pada tahun 2000, nama stadion berubah lagi menjadi Manuel Ruiz de Lopera, mengikuti nama presiden klub saat itu.

Pada masa manajemen Ruiz-lah, renovasi besar-besaran stadion ini dimulai. Tribun selatan di balik gawang diratakan dengan tanah dan tribun-tribun lainnya direnovasi total. Namun, setelah enam tahun berjalan, Ruiz mengumumkan penghentian renovasi stadion dengan alasan yang tidak jelas. Jadilah bentuk stadion tersebut menjadi aneh seperti sekarang.

Nama stadion dikembalikan menjadi Benito Villamarin pada tahun 2010. Pembangunan tribun selatan baru dimulai lagi pada akhir 2016 lalu, ketika klub asal kota Sevilla ini diambil alih oleh jajaran manajemen baru. Ruiz de Lopera sendiri sampai saat ini masih menjalani proses hukum atas beberapa tuntutan penipuan di masa kepresidenannya.

Untuk menghadapi musim 2016/2017, Benito Villamarin menambah jumlah tempat duduk di tribun dan mempercantik tembok di beberapa sektor yang sudah terkelupas. Tribun selatan stadion juga mulai dibangun sedikit demi sedikit. Meski demikian, tentu saja ini bukan pekerjaan mudah dan sebentar. Ini sama saja membangun satu sektor tribun dari nol. Besar kemungkinan pembangunan tribun tersebut tidak akan selesai ketika musim 2017/2018 berjalan dan Stadion Villamarin tetap akan berada dalam kondisi direnovasi.

Bersiap menyambut kebangkitan Betis

Sang empunya stadion, Real Betis, memang bisa dibilang sedang ‘tertidur’. Mereka menyelesaikan musim 2016/2017 secara tidak meyakinkan. Antonio Adan dan kawan-kawan finis di posisi 15.

Sejak naik kembali ke kasta tertinggi pada musim 2015/2016, Los Verdiblancos memang masih menunggu momen untuk kembali bersaing di papan atas. Mereka sempat finis di posisi tujuh La Liga 2012/2013, tapi kemudian terdegradasi semusim kemudian. Maka, para Beticos menunggu cukup lama sampai klub kesayangan mereka bisa mengulang prestasi musim 2004/2005.

Ketika itu, Real Betis ditangani Lorenzo Serra Ferrer. Mantan pelatih ini mencatatkan sukses ganda bagi klub asal Sevilla ini. Yang pertama adalah finis di posisi empat di La Liga, sehingga mereka berhak tampil di kompetisi paling bergengsi Eropa, Liga Champions. Keberhasilan kedua lebih bergengsi lagi, yaitu menjuarai Copa del Rey dengan mengalahkan Osasuna 2-1 di final.

Untuk mengulang tahun bersejarah tersebut, manajemen Betis mengontrak pelatih bernama Enrique Setien. Diharapkan, minimal Setien bisa membuat Los Verdiblancos bermain impresif seperti Las Palmas musim lalu.

Perluasan Stadion Villamarin pun menjadi salah satu langkah antisipatif bertambahnya penonton yang datang ke stadion untuk menikmati kebangkitan Betis musim ini. Meski bentuk fisik stadion mereka sudah telanjur aneh akibat masa lalu yang kelam, Real Betis tentunya bersiap untuk menyambut masa depan yang lebih baik.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.