Dunia Lainnya

Perihal Kutukan Piala Konfederasi

Sejak “diakuisisi” FIFA dari federasi sepak bola Arab Saudi pada tahun 1997 silam, kejuaraan Piala Konfederasi langsung masuk dalam agenda wajib induk organisasi sepak bola dunia tersebut. Layaknya ajang Piala Dunia, turnamen ini digelar empat tahun sekali meski sempat mengalami pergantian format di awal masa penyelenggaraannya.

Berbeda dengan Piala Dunia yang membutuhkan babak kualifikasi di tiap kontinen, peserta Piala Konfederasi sudah bisa ditetapkan sejak jauh-jauh hari. Ya, sesuai dengan namanya, turnamen ini memang diperuntukkan bagi para juara di kompetisi antarnegara setiap konfederasi (AFC, CAF, CONCACAF, CONMEBOL, OFC dan UEFA) yang bernaung di bawah FIFA.

Sampai saat ini, Piala Konfederasi telah diselenggarakan sebanyak sembilan kali (termasuk dua turnamen Piala Raja Fahd yang jadi cikal bakal Piala Konfederasi). Dari sekian kesempatan, Brasil masih jadi penguasa ajang ini setelah sukses menggondol empat trofi di tahun 1997, 2005, 2009 dan 2013. Saingan terdekat mereka adalah Prancis yang jadi kampiun di tahun 2001 dan 2003.

Ajaibnya (terutama sejak ajang ini diselenggarakan FIFA per 1997), ada sebuah fakta menarik yang terjadi. Negara-negara yang menjadi kampiun Piala Konfederasi pada edisi yang dihelat setahun sebelum Piala Dunia dimainkan, justru kerap ketiban sial.

Pasalnya, performa gemilang mereka dengan menyabet Piala Konfederasi justru gagal membuahkan trofi Piala Dunia yang diselenggarakan tahun berikutnya. Beberapa di antaranya malah tampil berantakan sehingga rontok di fase penyisihan grup. Tak percaya? Silakan tengok tabel di bawah ini.

NO TAHUN PENYELENGGARAAN JUARA PENCAPAIAN DI PIALA DUNIA TAHUN BERIKUTNYA
1 1997 Brasil Runner-up
2 2001 Prancis Penyisihan Grup
3 2005 Brasil Perempat-final
4 2009 Brasil Perempat-final
5 2013 Brasil Semifinal (Peringkat empat)

Tampil luar biasa dengan mencaplok gelar Piala Konfederasi 2001 membuat Prancis jadi tim yang semakin disegani saat itu. Karena sebelumnya mereka telah merengkuh trofi Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000. Publik pun menyebut jika periode itu merupakan masa keemasan Les Bleus, julukan tim nasional Prancis.

Namun apa yang diperlihatkan Zinedine Zidane dan kawan-kawan saat bertempur di Piala Dunia 2002 justru sangat memalukan. Mereka yang tergabung di Grup A malah mengepak koper lebih cepat karena hanya finis sebagai juru kunci pada babak penyisihan, kalah saing dari Denmark dan Senegal.

Setali tiga uang, penampilan Brasil di Piala Dunia 2006, Piala Dunia 2010 dan Piala Dunia 2014 pun berakhir mengecewakan usai musim panas sebelumnya mencomot titel Piala Konfederasi. Di tahun 2006, Kaka dan kolega mesti rela angkat kaki usai ditumbangkan Prancis di fase perempat final. Berselang empat tahun kemudian, giliran Belanda yang membuat Selecao menangis tersedu-sedu usai keok 2-3 juga di babak perempat final.

Terakhir, ketika menjadi tuan rumah dan memperoleh dukungan ekstra dari masyarakat Brasil, Piala Dunia 2014 justru menorehkan aib bagi Neymar dan kawan-kawan. Aib itu terjadi pada babak semifinal melawan Jerman. Tanpa diduga, Brasil dipermak Der Panzer, julukan Jerman, dengan skor amat telak, 1-7. Menggenggam trofi Piala Dunia keenam pun masih sebatas mimpi untuk Brasil.

Dan akhir pekan ini (17/6), FIFA akan kembali menyelenggarakan turnamen Piala Konfederasi. Ada delapan peserta yang bakal berjuang mati-matian guna menjadi yang terbaik yaitu Jerman (Juara Piala Dunia 2014), Portugal (Juara Piala Eropa 2016), Cile (Juara Copa America 2015), Kamerun (Juara Piala Afrika 2017), Meksiko (Juara Piala Emas CONCACAF 2015), Australia (Juara Piala Asia 2015), Selandia Baru (Juara Piala Oseania 2016) dan Rusia yang berstatus sebagai tuan rumah.

Baca juga: Serba Serbi Piala Konfederasi 2017

Tiga negara yang disebut pertama menjadi kandidat yang paling dijagokan untuk merengkuh trofi Piala Konfederasi 2017. Materi pemain yang mereka miliki memang ada sedikit di atas kontestan yang lain sehingga cukup layak difavoritkan.

Meski begitu, benarkah ketiga negara itu maupun peserta yang lain bakal tampil habis-habisan di kejuaraan kali ini? Karena bagaimanapun juga, kutukan soal jawara Piala Konfederasi yang amburadul di Piala Dunia setahun berikutnya jelas terbayang di kepala.

Yakin mau juara?

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional