Suara Pembaca

Stefan Kiessling, Si ‘Jago Masak’ yang menjadi Legenda Bayer Leverkusen

Untuk menahbiskan diri sebagai legenda dalam suatu klub tentu bukanlah langkah yang singkat. Butuh proses selama bertahun-tahun agar bisa menjadi menjadi sosok yang akan dikenang selamanya oleh para suporter. Selain jumlah penampilan yang tinggi, gol yang dicetak, maupun aksi-aksi heroik di lapangan, kedekatan emosional dengan suporter, kepemimpinan, dan kemampuan untuk mengangkat moral tim adalah faktor-faktor yang menjadi tolak ukur untuk menjadi seorang legenda sebuah klub.

Di Jerman Barat, tepatnya di kota Leverkusen, terdapat seorang pemain yang menyandang status sebagai legenda aktif klub kebanggaan masyarakat Leverkusen, Bayer Leverkusen. Namanya harum melekat di hati publik Die Werkself. Pemain tersebut adalah Stefan Kiessling.

Pemain yang kini berumur 33 tahun ini sudah bergabung sejak musim panas tahun 2006 dari FC Nuernberg. Sebelumnya, Arsenal dan Bayern München sudah memantau pemain kelahiran Lichtenfels tersebut. Hal tersebut wajar, mengingat Kiessling mengoleksi 73 penampilan dan 15 gol selama kurun waktu 2003 hingga 2006 di umur yang belum genap 25 tahun.

Hal ini menjadikannya salah satu pemain muda potensial saat itu. Namun, pemain yang berposisi sebagai penyerang tersebut malah bergabung dengan Bayer Leverkusen dengan banderol sebesar 6,5 juta euro.

Di musim pertamanya, pemain yang saat kecil bercita-cita menjadi koki tersebut mencatatkan 32 penampilan dan 8 gol di Bundesliga. Di musim-musim selanjutnya, suami dari Norina ini mengalami peningkatan baik dari jumlah penampilan maupun jumlah gol yang dicetaknya. Bahkan Kiessling pun menjadi top skor Bundesliga pada musim 2012/2013 dengan 25 gol, yang juga membuatnya masuk Team of The Year Bundesliga pada musim yang sama.

Berkat penampilannya itulah publik sepak bola Jerman meyakini Kiessling pantas masuk skuat timnas Jerman untuk kualifikasi Piala Dunia 2014 di saat Miroslav Klose maupun Mario Gomez saat itu mengalami cedera. Namun pelatih timnas Jerman, Joachim Löw, lebih memilih Max Kruse, meskipun penampilan Kiessling selama kurun waktu 2013/2014 tidaklah buruk dengan mencatatkan 48 penampilan dan 19 gol di semua kompetisi.

Perancang grafis: Alessandro Pradipta

­

Tidak hanya dari faktor penampilan di lapangan saja yang membuat Kiessling dikenal sebagai legenda Bayer, namun juga kesetiaan dan kedekatan emosional dengan klub yang pernah mentas di final Liga Champions tersebut.

Di saat Liverpool, Chelsea, dan Arsenal berusaha menarik minat pemain yang mengidolai Bryan Adams tersebut, Kiessling memperpanjang kontrak dengan Bayer sampai 2017. Padahal godaan untuk bermain di liga dan tim yang lebih besar, serta kesempatan untuk meraih trofi lebih besar selalu datang. Terlebih lagi, bersama Bayer Leverkusen, Kiessling belum pernah meraih satu trofi pun.

Namun nyatanya, hingga usia senjanya seperti sekarang, Kiessling lebih memilih bertahan di BayArena. Maka tidak heran sejauh ini, dengan seragam Bayer, Kiessling mencatat 436 penampilan (yang menjadikannya pemain Bayer dengan penampilan terbanyak) dan mencetak 162 gol (terbanyak kedua setelah Ulf Kristen dengan 182 gol) .

Tidak hanya itu, Kiessling pernah menerbitkan 500 resep buku yang ia tulis dan hasil penjualan buku tersebut digunakan untuk kegiatan sosial. Hal ini menjadikan Kiessling menjadi sosok panutan, tidak hanya bagi para suporter namun juga bagi pemain Bayer yang lain, khususnya pemain muda.

Musim 2016/2017, KIessling seolah dijauhi dewi fortuna. Penyerang jangkung tersebut mengalami cedera pinggul yang menyebabkan ia terpaksa hanya bermain sebanyak 24 kali di semua kompetisi dan hanya mencetak empat gol. Bahkan dia sempat mengutarakan niatnya akan pensiun meskipun dia telah memperpanjang kontrak sampai 2018.

Meskipun begitu, sosok Kiessling akan selalu ada di hati para suporter Bayer berkat loyalitas dan penampilan fantastisnya bersama Bayer selama sebelas musim. Tidak hanya itu, kepemimpinan dan cerita tentang kariernya bisa menjadi contoh bagi para pemain muda Die Werkself, seperti Kai Havertz maupun Julian Brandt yang akan menjadi generasi pemain masa depan Bayer.

Author: Alessandro Pradipta (@pradipta_ale)
Seorang mahasiswa desainer grafis di salah satu kampus swasta di Yogyakarta dan menggemari sepak bola. Bisa menengok akun Instagram @pradiptale untuk melihat grafis menarik lainnya.