Dunia Asia

Sapporo Dome: Stadion yang Sekejap Berubah dan Tuah untuk Consadole

Pada sebuah siang yang cerah, ingatan saya tiba-tiba kembali ke musim panas 2002. Saat membaca buku berisi profil tuan rumah Piala Dunia 2002, sebuah stadion langsung memberikan kesan istimewa. Adalah Sapporo Dome di Hokkaido, Jepang, yang membuat saya takjub akan desain futuristiknya lewat atap tertutup.

Berselang 15 tahun, stadion ini masih jadi salah satu yang paling canggih di dunia. Setelah lima tahun vakum dari belantika sepak bola kasta atas Jepang, Sapporo Dome kembali mementaskan laga-laga paling prestisius seantero negeri. Promosinya Hokkaido Consadole Sapporo ke Meiji Yasuda J1 League 2017 membuat pencinta sepak bola Jepang kembali merasakan atmosfer stadion luar biasa ini.

Sapporo Dome bahkan jadi magnet tersendiri untuk penikmat si kulit bundar atau dunia olahraga secara umum. Stadion dengan kapasitas 53 ribu penonton itu merupakan satu di antara empat tempat olahraga yang permukaannya bisa diganti dalam waktu yang relatif cepat. Memang, selain mementaskan laga sepak bola, Sapporo Dome juga jadi markas klub bisbol, Hokkaido Nippon-Ham Fighters.

Lewat sebuah tampilan time-lapse, terlihat transformasi dari lapangan bisbol menjadi arena sepak bola hanya dalam hitungan jam. Dimulai dengan pengangkatan rumput dan penurunan permukaan, dilanjutkan dengan dibukanya salah satu tribun untuk memberi jalan lapangan masuk ke dalam stadion. Terakhir, merotasi arah lapangan sesuai ketentuan.

Tak hanya canggih

Sapporo Dome juga sukses memberikan tuah tersendiri bagi perjalanan Consadole di J1 League lewat tren positif di kandang, sebelum menelan kekalahan pertama pekan ke-12 atas pemuncak klasemen sementara, Gamba Osaka (14/5). Kendati hanya berselisih tiga poin dari zona degradasi, eks klub Irfan Bachdim ini tergolong perkasa di kandang.

Dari enam laga yang sudah dijalani di Sapporo Dome, Consadole mampu menang tiga kali, imbang dua kali, dan kalah sekali. Di kandang, tim asuhan Shuhei Yomoda itu hanya kalah dari Cerezo Osaka yang belum sekalipun kalah di hadapan pendukungnya sendiri. Jika menilik pada rapor home match hingga saat ini, Consadole berada di urutan keenam dari 18 tim kontestan J1 League 2017.

Sapporo Dome juga jadi panggung unjuk gigi penyerang berusia 30 tahun yang jadi top skor sementara Consadole, Ken Tokura. Dari lima gol yang sudah dicetaknya, empat di antaranya dicetak di kandang, Tokura dua kali menyelamatkan Consadole dari kekalahan lewat gol penyama kedudukannya ke gawang Cerezo dan Kawasaki Frontale, dan penentu kemenangan kontra FC Tokyo.

Meski demikian, tuah Sapporo Dome saja tampak tak cukup untuk menyelamatkan musim perdana Consodale di J1 League. Diperlukan keseimbangan tren baik di kandang maupun saat tandang agar ancaman degradasi tidak benar-benar terjadi di akhir musim.

Satu yang diharapkan bisa dicontoh pemain Consadole di atas lapangan adalah semangat kerja keras tokoh manga dalam komik Captain Tsubasa, Hikaru Matsuyama, yang digambarkan sebagai pahlawan sepak bola asal Hokkaido. Lewat skuat yang ada dan tren buruk pesaing terdekat serta status sebagai juara J2 League, bertahan di kasta tertinggi bukanlah sebuah mimpi.

Author: Perdana Nugroho
Penulis bisa ditemui di akun Twitter @harnugroho