Eropa Italia

Mengharapkan Kembalinya Perugia ke Serie A

Kompetisi Serie B musim 2016/2017 memang sudah usai dan sepasang kesebelasan yaitu S.P.A.L 2013 dan Hellas Verona telah memastikan diri menggondol tiket promosi otomatis ke Serie A mulai musim depan. Akan tetapi, Serie B masih menyisakan satu drama menarik di babak playoff promosi yang memperebutkan satu tiket promosi tersisa.

Tercatat, ada enam kesebelasan yang berjuang mati-matian demi tiket naik kasta tersebut. Mereka adalah Benevento, Carpi, Cittadella, Frosinone, Perugia dan Spezia. Sayangnya, kampanye Cittadella dan Spezia harus terhenti di babak penyisihan yang diselenggarakan pada 23 dan 24 Mei kemarin usai dibungkam Carpi dan Benevento. Praktis, kini hanya ada empat kandidat tersisa yang bisa meraih satu tiket promosi tersebut.

Dari kuartet yang masih bertahan, penggemar Serie A di tanah air pasti amat familiar dengan nama Perugia. Harus diakui, Perugia memang punya tempat spesial di hati maniak calcio di Indonesia.

Semuanya bermula di musim 1998/1999 saat klub yang bermarkas di Stadion Renato Curi ini baru promosi dari Serie B. Berbekal nama-nama seperti Andrea Mazzantini, Milan Rapaic dan gelandang ikonik asal Jepang, Hidetoshi Nakata, Perugia menghentak jagad sepak bola Italia.

Walau tampil kurang meyakinkan di musim perdananya, perlahan tapi pasti Perugia mulai sanggup bersaing dan rutin mengisi papan tengah Serie A selama enam musim. Bahkan, mereka juga pernah mencicipi manisnya gelar Piala Intertoto di musim 2002/2003.

Sayang, amburadulnya kondisi finansial klub membuat prestasi mereka anjlok secara drastis hingga akhirnya dinyatakan pailit di tahun 2010 silam. Padahal saat itu Perugia sempat dipindahtangankan beberapa kali agar bisa diselamatkan. Maraknya kasus serupa di sepak bola Italia membuktikan adanya masalah pelik dalam hal tata kelola klub-klub profesional.

Meski begitu, tak butuh waktu lama bagi Perugia untuk kembali ke dalam persaingan sepak bola di Negeri Pizza setelah Roberto Damaschi yang memimpin sebuah konsorsium bernama Fortebraccio Srl. bentukan pengusaha asal Umbria mengambil alih hak pengelolaan klub.

Memulai segala sesuatunya dari kasta terbawah, Serie D, pada musim 2010/2011, tak membuat Perugia putus asa. Sebaliknya, manajemen anyar justru sanggup membuat tim ini cukup kompetitif untuk bersaing. Dalam tempo semusim saja, Perugia langsung menyabet tiket promosi ke Lega Pro Seconda Divizione (dulu Serie C2) dan menggondol trofi Piala Italia Serie D.

Seakan tak mau berlama-lama di Lega Pro Seconda Divizione, Perugia juga langsung meraih tiket promosi ke Lega Pro Prima Divizione (dulu Serie C1) pada musim berikutnya. Pada momen ini juga, Gianni Moneti dan Massimiliano Santopadre membeli saham milik Fortebraccio sebesar 500 ribu euro agar berhak menjadi pemilik baru.

Di bawah manajemen anyar, perkembangan positif terus ditunjukkan oleh Perugia. Kampanye mereka di Lega Pro Prima Divizione hanya berlangsung semusim usai menjadi kampiun musim 2013/2014 dan berhak atas satu tiket promosi ke Serie B.

Namun cerita sedikit berbeda hadir ketika mereka berkompetisi di Serie B. Kekuatan para pesaing yang lebih kompetitif membuat Perugia butuh upaya ekstra buat mendapatkan jatah promosi ke Serie A.

Musim 2014/2015, perjalanan mereka cukup impresif dengan nangkring di peringkat enam klasemen akhir. Walau melaju ke babak playoff promosi, langkah Perugia dijegal oleh Pescara di fase penyisihan.

Sialnya di musim 2015/2016 Perugia tampil kurang meyakinkan sehingga tercecer di peringkat sepuluh klasemen akhir sehingga harus puas berlaga semusim lagi di Serie B untuk musim berikutnya.

Tapi berkat sejumlah perbaikan yang dilakukan manajemen, salah satunya dengan memboyong gelandang berpengalaman, Matteo Brighi, ke Stadion Renato Curi, membuat kekuatan Perugia semakin solid.

Perpaduan nama gaek semisal Brighi dan Stefano Guberti dengan pemain-pemain muda dan matang seperti Gianluca De Chiara, Salvatore Monaco serta Matteo Ricci, menunjukkan hasil apik. Ditambah dengan penampilan manis Samuel Di Carmine yang jadi pencetak gol terbanyak klub di musim ini, Perugia sukses melaju ke fase playoff promosi usai finis di posisi keempat klasemen akhir Serie B 2016/2017.

Di babak semifinal nanti, anak asuhan Cristian Bucchi bakal berjumpa dengan Benevento. Kedua tim akan bertemu dua kali, masing-masing pada tanggal 28 Mei dan 1 Juni. Perugia ada di atas angin karena dalam sepasang perjumpaan di kompetisi Serie B musim ini, mereka tak terkalahkan dengan statistik sekali menang dan sekali seri.

Apabila sanggup mengatasi perlawanan Benevento, maka Perugia bakal menembus babak final playoff promosi, bertemu dengan pemenang laga semifinal yang lain antara Carpi kontra Frosinone. Layaknya pertandingan di fase semifinal, laga final playoff promosi juga bakal diselenggarakan dua leg, dengan partai pertama dimainkan pada tanggal 5 Juni sedangkan laga kedua dihelat pada 9 Juni mendatang.

Kans Perugia untuk menggondol satu tiket promosi yang tersisa bisa dikatakan cukup besar. Namun meremehkan lawan di fase playoff ini malah dapat membuyarkan cita-cita Perugia untuk kembali mencicipi kompetisi Serie A.

Tanpa mengesampingkan profil tiga tim lain di fase playoff, tentu akan sangat mengobati rindu banyak penggemar Liga Italia bila eks tim Ahn Jung-hwan ini promosi ke Serie A, ya?

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional