Eropa Inggris

Masalah Arsenal Jelang Final Piala FA

Dilema tengah dihadapi Arsene Wenger menjelang final Piala FA hari Sabtu nanti. Selain absennya Laurent Koscielny karena hukuman kartu merah, Arsenal juga akan ditinggal Gabriel Paulista yang akan menepi selama enam hingga delapan minggu karena cedera ligamen. Tak hanya soal bek tengah, Arsenal tengah dihadapan kepada beberapa masalah lainnya.

Setelah beralih ke sistem tiga bek, ada enam kombinasi bek tengah di sembilan laga yang sudah dicoba Arsene Wenger. Enam kombinasi tersebut diisi oleh Laurent Koscielny, Shkodran Mustafi, Nacho Monreal, Rob Holding, dan Gabriel Paulista. Ada satu pemain yang belum pernah bermain di kombinasi bek tiga Arsenal selama 90 menit penuh, yaitu Per Mertesacker.

Sejak terbebas dari cedera, Mertesacker tak pernah mendapatkan kesempatan bermain secara penuh. Pertanyaan mengenai kondisi fisiknya terus direproduksi. Pun jika kita melihat performa lima pemain lainnya yang bermain sebagai bek tengah, Mertesacker memang kesulitan menemukan tempat. Bek asal Jerman tersebut baru bermain di laga terakhir Liga Inggris melawan Everton setelah Gabriel ditarik keluar karena cedera.

Dan di final Piala FA nanti, mau tak mau, Arsene harus mempertimbangkan Mertesacker untuk bermain sejak awal. Sesuai kalimatnya sendiri di konferensi pers, Wenger mengungkapkan bahwa peluang Mustafi untuk bermain di final masih belum jelas. Hingga hari Rabu (24/5), Mustafi belum berlatih bersama tim utama setelah menderita cedera kepala kala menghadapi Sunderland.

Oleh sebab itu, peluang Mertesacker bermain cukup besar. Namun, inilah yang menjadi masalah bagi Arsene. Memang, Mertesacker adalah bek senior dengan kemampuan olah bola yang cukup baik. Namun, ketika ia tak siap secara fisik, menghadapi Diego Costa, Eden Hazard, dan Chelsea secara tim, tentu akan menjadi pekerjaan yang sangat berat.

Belum lagi, Mertesacker belum terbiasa dengan sistem tiga bek Arsene Wenger. Sesi latihan tentu tak dihitung karena pemain beradaptasi lebih baik dengan sistem baru ketika pertandingan. Tapi, melihat kemungkinan yang ada, Wenger tengah dihadapkan kepada pilihan yang terbatas. Merapatkan jarak antarlini setidaknya menjadi pilihan minimal ketika memainkan Mertesacker.

Selain terbatasnya pilihan di lini belakang, Wenger juga dihadapkan kepada masalah di dua bek sayap. Jika Monreal bermain sebagai bek tengah, maka Wenger hanya bisa memainkan Kieran Gibbs sebagai bek sayap kiri. Gibbs tampak seperti kesulitan beradaptasi dengan sistem baru. Akibatnya, bek berdarah Inggris tersebut tak pernah bisa mengembangkan permainnya sendiri. Pun Gibbs juga terancam tak bisa bermain di final karena masalah kebugaran.

Di sisi bek sayap kanan, berita baik diterima Wenger. Alex Oxlade-Chamberlain sudah berlatih bersama tim utama dan kemungkinan bisa diturunkan di final nanti. Namun, tingkat kebugaran tentu menjadi masalah. Setelah absen karena cedera, Chamberlain langsung akan menghadapi Hazard dan Marcos Alonso. Kedua pemain Chelsea tersebut bisa menjadi penentu, seperti yang mereka lakukan di Stamford Bridge bulan Februari yang lalu.

Mempertimbangkan faktor kebugaran, Hector Bellerin bisa menjadi alternatif. Meski membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan sistem yang baru, Bellerin tampak sudah semakin nyaman. Bek asal Spanyol tersebut bermain lebih baik ketika menghadapi Manchester United dan Everton. Ia juga menawarkan kemampuan bertahan yang lebih baik ketimbang Chamberlain.

Bergeser ke lini depan, Danny Welbeck tak menunjukkan performa sesuai ekspektasi di sistem yang baru. Memang, ia bermain sangat baik ketika masuk di babak kedua ketika menghadapi Manchester City di semifinal Piala FA. Pergerakannya menyulitkan barisan pertahanan City yang kelelahan setelah meladeni Olivier Giroud.

Melawan Chelsea, kemampuan fisik Giroud memang bisa berguna. Namun, dirinya yang statis lebih mudah dihadapi oleh David Luiz dan bek The Blues lainnya. Sementara itu, Welbeck yang lebih fasih bergerak ke sisi lapangan, sangat sesuai dengan ciri permainan Alexis Sanchez. Terbukti, ketika lebih banyak masuk ke kotak penalti sebagai penyelesai, konversi peluang Alexis meningkat.

Di akhir konferensi persnya, Wenger sangat berharap ia bisa menemukan solusi, khususnya untuk lini pertahanan. Namun, Wenger juga harus menemukan solusi terbaik sebagai sebuah tim.

Gonners tentu masih ingat dengan kekalahan Arsenal dari Tottenham Hotspur. Bermain dengan komposisi tiga bek terbaik pun Arsenal masih kesulitan menghadapai Spurs. Lini tengah menjadi ancaman serius apabila secara sistem Arsenal tak bermain sempurna. Musim ini, duet N’Golo Kante dan Nemanja Matic menjadi duet terbaik. Keduanya jago meredam lini tengah lawan, sekaligus mengeksploitasi celah di lini pertahanan lawan.

Oleh sebab itu, jika ingin menang di final nanti, pekerjaan Wenger bukan hanya mengganti “siapa dengan siapa”. Pelatih asal Perancis tersebut harus menemukan penawar permasalahan Arsenal yang kesulitan menjadi solid sebagai sebuah tim. Chelsea, yang bertindak sebagai lawan, justru bisa menjadi sumber inspirasi mengatasi masalah yang ada.

Kemampuan Chelsea beradaptasi dengan masalah membuat mereka menjadi penguasa Inggris saat ini.

Author: Yamadipati Seno
Koki @arsenalskitchen