Eropa Inggris

Carlton Cole, Bukti Teranyar Pemain Inggris Alergi Liga Luar Negeri

Harapan besar Persib Bandung di Go-Jek Traveloka Liga 1 2017 tak selamanya berjalan lancar. Satu yang paling disorot adalah performa penyerang asing, Carlton Cole, yang belum juga menunjukkan kualitasnya. Dapat dikategorikan sebagai marquee player, eks Chelsea dan West Ham United itu bahkan belum sekalipun mencetak gol dalam tujuh partai liga yang dijalani Persib.

Belakangan kesabaran manajemen klub asal Jawa Barat itu mulai menipis. Melalui manajer tim, Umuh Muchtar, Persib menuntut perbaikan dan perubahan dalam diri Cole. Bahkan yang mengejutkan, Umuh juga menyebut pemain asal Inggris itu punya perangai yang kurang baik di dalam tim dan terkesan eksklusif.

“Dia (Cole) mesti mengikuti cara latihan Persib. Masak di lapangan sintetis dia tidak mau latihan? Itu membuat saya tidak suka,” sebut Umuh seperti dilansir Sindonews. Pernyataan ini jauh berbeda dengan sikap Essien yang berstatus marquee player Persib, tapi sering terlihat membaur dan bahkan sempat mencoba mesin pemotong rumput di sesi latihan.

Selain masalah di atas, fisik Cole juga dianggap tak pernah prima saat diturunkan coach Djadjang. Dalam tiga laga yang sudah dijalani bersama Persib, peraih trofi Liga Primer Inggris 2005/2006 itu tak pernah tampil penuh. Setelah hanya diturunkan satu babak saat laga pembuka kontra Arema FC, Cole sejauh ini baru mencatatkan 105 menit laga. Ini belum ditambah fakta dirinya vakum dari sepak bola profesional selama delapan bulan sebelum dikontrak Maung Bandung.

Pro dan kontra terjadi. Banyak yang menyebut kualitas Cole belum terlihat mengingat minimnya kesempatan bermain yang didapat. Namun menyimak performanya di atas lapangan, pemain dengan tinggi badan 191 sentimeter itu praktis hanya berlari dan sesekali mencoba duel udara. Jelas bukan ancaman nyata bagi pemain belakang lawan.

Ikuti jejak kompatriot

Kegagalan Cole untuk bersinar di sepak bola Indonesia sejauh ini, memang sudah diprediksi sejak awal musim. Kini pemain kelahiran London 33 tahun lalu itu mengikuti jejak kompatriotnya yang terlebih dahulu gagal saat mencoba kerasnya persaingan sepak bola di tanah air. Ironisnya daftar tersebut diwarnai dengan beberapa nama tenar sebut saja Lee Hendrie hingga Marcus Bent.

Hendrie datang ke Indonesia, tepatnya di Bandung FC, pada 2011 lalu dengan reputasi lebih dari 200 laga selama 12 musim di Liga Primer Inggris bersama Aston Villa dan pernah tampil membela timnas Inggris. Di Liga Primer Indonesia (LPI), dia tampil sebanyak 18 kali dan cetak tiga gol. Sayangnya LPI dibubarkan di tengah jalan dan belakangan, berita miring mulai dari kebangkrutan hingga rencana bunuh diri, mewarnai perjalanan hidupnya.

Nama kedua adalah Marcus Bent. Datang di tahun yang sama dengan kehadiran Hendrie, Bent yang sebenarnya masih punya pamor di sepak bola Eropa, memilih Mitra Kukar sebagai destinasi anyarnya. Karier eks juru gedor Everton itu berlangsung tragis di Tenggarong setelah dipecat karena cuma mampu cetak empat gol dari sebelas laga Naga Mekes atau hanya lima bulan setelah direkrut.

Teranyar ada nama pemain kelahiran Manchester, Daniel Heffernan, yang memperkuat Bali United pada Torabika Soccer Championship (TSC) 2016. Di Pulau Dewata, pemain depan berusia 29 tahun itu hanya tampil delapan kali dan tak mampu mencetak sebiji gol pun. Alhasil kariernya di Indonesia hanya berlangsung sekejap.

Menyimak lebih luas, kegagalan pemain Inggris untuk cepat beradaptasi dan tampil bagus ternyata tak hanya berlangsung di Indonesia. Pesepak bola Negeri Ratu Elizabeth dikenal bukan petualang hebat. Mereka terkesan alergi dengan liga luar negeri dan tetap mempertahankan zona nyamannya di rumah.

Previous
Page 1 / 2