Dunia Lainnya

Mengenal Kiper Muda Amerika Serikat Penerus Trah Klinsmann

Korea Selatan mendapatkan kehormatan untuk menggelar Piala Dunia U-20 edisi tahun 2017 ini. Piala Dunia usia muda ini sudah lama terkenal sebagai tempat munculnya bibit-bibit bintang sepak bola di masa mendatang.

Nama-nama seperti Diego Maradona, Davor Suker, Pablo Aimar, dan Lionel Messi, merupakan alumnus dari kompetisi global usia muda ini. Dan di antara bakat-bakat yang berlaga di Korea, ada satu nama yang sangat menarik perhatian. Ialah kiper Amerika Serikat, Jonathan Klinsmann.

Namanya tentu tidak asing dan Anda tidak salah menduga. Jonathan adalah putra dari legenda sepak bola Jerman, Jurgen Klinsmann. Tetapi Anda pasti heran mengapa Jonathan bisa bermain untuk timnas Amerika Serikat, bukan Jerman seperti ayahnya. Dan juga mengapa Klinsmann junior bisa berposisi sebagai kiper bukan penyerang seperti sang ayah.

Semua bermula ketika Klinsmann menikahi model asal Amerika Serikat, Debbie Chin pada tahun 1995. Alih-alih tinggal di Jerman, karena saat itu Klinsmann bermain untuk FC Bayern, ia beserta sang istri justru memilih untuk menetap di Amerika Serikat (AS). Pesona dan cuaca hangat dari semenanjung pantai California tidak bisa ditolak oleh pria yang akrab disapa Klinsi ini. Karena itu ia mesti pulang-pergi dari Jerman-AS  hanya sekadar untuk mengunjungi keluarganya. Dan pada tahun 1997, Jonathan Klinsmann lahir ke dunia.

Mengemban nama besar sang ayah tentu sesuatu yang tidak mudah. Sama seperti sang ayah, Jonathan juga mengenal sepak bola ketika bermain bersama teman-temannya. Yang berbeda adalah Jonatahan justru memilih posisi kiper. Ia semakin menyukai posisi tersebut ketika bergabung ke tim muda FC Bayern pada tahun 2008.

Baca juga: Menunggu Akademi Bayern Kembali Berbuah

Ketika sang ayah ditunjuk sebagai pelatih timnas Amerika Serikat pada tahun 2011, Jonathan mengikuti langkah ayahnya atau dengan kata lain ia kembali pulang ke California. Jonathan kemudian bergabung dengan US Soccer Development Academy, sebuah akademi sepak bola yang mendapatkan pengawasan langsung dari asosiasi sepak bola Amerika Serikat.

Selepas dari sekolah menengah, Jonathan kemudian menuju universitas. Tidak tanggung-tanggung ia berhasil lulus ke Berkeley, University of California. Salah satu universitas top di dunia. Ia memulai studinya sejak tahun 2015 lalu. Jonathan juga hingga saat ini tercatat sebagai salah satu penggawa dari tim kampusnya, California Golden Bears.

Di tahun perdananya di kampus, dengan status rookie, ia tampil dalam delapan pertandingan. Pada tahun keduanya ia tampil reguler sebagai kiper utama tim. Penampilan apiknya selama di kejuaraan konferensi antar universitas dan juga di kejuaraan nasional membuat ia dipanggil ke tim Amerika Serikat yang akan berlaga di kejuaraan regional CONCACAF U-20 di Kosta Rika pada Febuari hingg Maret 2017 lalu.

Jonathan merupakan satu dari lima pemain yang dipanggil yang berasal dari tim sepak bola universitas, sementara pemain lain merupakan anggota tim muda dari tim peserta Major League Soccer. Jonathan tidak canggung. Ia tampil luar biasa dan membawa tim hingga menjadi juara. Apalagi penampilannya di partai final begitu memukau.

Jonathan tampil sebagai penyelamat ketika Amerika Serikat berhadapan dengan Honduras di mana pertandingan mesti dilanjutkan hingga babak adu penalti. Jonathan pun menyabet sarung tangan emas alias kiper terbaik sepanjang turnamen.

Dengan keikutsertaanya di Piala Dunia U-20, semakin melengkapi prestasi yang sebelumnya sudah ditorehkan oleh Jonathan. Ia mengikuti langkah kiper-kiper hebat Amerika Serikat di masa lalu seperti Tony Meola, Kasey Keller, Nick Rimando, dan Tim Howard, di mana kiper-kiper tersebut, sama seperti Jonathan, mulai mekar bakatnya ketika tampil di Piala Dunia U-20.

Rasanya apabila tidak ada aral melintang, dalam beberapa tahun ke depan publik sepak bola akan menyaksikan nama Klinsmann kembali muncul di level tertinggi sepak bola Eropa, karena Jonathan sudah mendapatkan banyak tawaran. Konon, sang putra sudah mendapat tawaran dari mantan tim yang pernah dibela ayahnya, VFB Stuttgart, yang musim depan promosi ke 1.Bundesliga. Sebelum berlaga di Piala Dunia U-20 kali ini pun, ia sempat mengikuti trial bersama Everton.

Jonathan punya potensi yang mungkin tidak banyak dimiliki oleh kiper lain. Sebagai pemain berdarah Jerman, dia tentu punya bekal pendidikan teknik khas Bavaria dalam mengawal gawang. Tapi ia juga mendapatkan pengalaman bertarung dalam laga yang keras khas sepak bola Amerika Serikat. Ironisnya, di Piala Dunia U-20 kali ini, Jerman justru tidak memiliki kiper muda dengan pengalaman seperti Jonathan.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia