Kolom

Kelas Privat Bersama Franco Baresi

Mencetak banyak gol akan membawa sebuah tim lebih dekat dengan kemenangan. Tapi Anda harus memahami bahwa, pertahanan yang baik, yang akan membantu tim tersebut memenangi sebuah kompetisi. Karena, Anda boleh saja mencetak lima gol dalam satu pertandingan, namun, jika Anda kebobolan enam gol, Anda tidak menang apapun. Karena intinya adalah keseimbangan.

Masalahnya adalah, menggalang pertahan yang baik bukan urusan yang gampang. Bahkan banyak yang menggangap bahwa bertahan adalah pekerjaan yang paling sulit dalam sepak bola. Dan di tengah kesulitan itu, menjadi seorang pemain bertahan yang baik adalah pekerjaan sama sulitnya.

Ada banyak pemain bertahan yang bagus di dunia ini. Namun jika kita tengah berbicara soal seni bertahan, Italia selalu masuk dalam bahasan. Sederet nama tenar berasal dari Italia. Dari Franco Baresi, Paolo Maldini, hingga Leonardo Bonucci, dan saat ini dilanjutkan Alessio Romagnoli. Italia, adalah produsen pemain bertahan jempolan.

Apa rahasianya? Tidak ada rahasia sebenarnya. Teknik yang mereka pelajari, mungkin juga diajarkan oleh generasi muda di penjuru dunia. Bahkan bisa Anda pelajari sendiri di Indonesi. Tapi yang jelas, Anda butuh ketekunan dan dedikasi. Pekerjaan mana yang tidak membutuhkan kedua hal itu, bukan?

Franco Baresi pernah berkata, “Cari keseimbangan antara tubuh dan pikiran, maka Anda akan menguasai musuh Anda.” Betul, menjadi pemain bertahan bukan hanya soal tinggi badan, atau berbedan kekar dan jago mementalkan lawan. Pemain bertahan adalah soal menjadi pribad yang dewasa dan mampu berpikir dingin.

Tinggi badan Baresi hanya 176 sentimeter. Figur yang cocok sebagai bahan belajar pemain bertahan di Indonesia. Dengan tinggi badan yang “kurang ideal” untuk menjadi pemain bertahan ada empat pelajaran penting yang Baresi ajarkan kepada kita.

Sabar

Menerjang lawan adalah tindakan terakhir yang Anda lakukan ketika melawan pemain yang cerdik dan tim mereka menyerang dalam struktur yang baik. Pastikan diri Anda tidak merusak sistem dan luaskan pandangan. Ketika terjadi situasi satu lawan satu, panik tidak boleh masuk dalam kamus bertahan Anda.

“Seorang pemain bertahan harus berani. Ia harus siap apabila harus melakukan tekel dan bertarung dengan pemain lawan yang lebih besar. Anda bisa meningkatkan kemampuan menekel lawan lewat latihan satu lawan satu. Sebagai pemain bertahan, Anda harus agresif dan yakin, tapi, jangan sampai membuat pelanggaran.”

“Dalam situasi satu lawan satu, jika lawan menguasai bola, dan Anda adalah pemain bertahan, lawan akan berusaha melewati Anda. Ketika ia mulai bergerak, maka itu waktu Anda untuk juga bergerak dan mengantisipasi. Tunggu dan cegah mereka di waktu yang tepat.”

Jika lawan Anda cerdik, katakanlah, Lionel Messi, ia akan menunggu Anda membuat gelagat untuk bergerak. Ia akan memancing Anda untuk segera bergerak dengan sebuah kecohan. Tapi di saat itulah, Anda masuk ke dalam jebakannya. Anda dilewati, dan gawang Anda kebobolan. Satu aksi bertahan yang tentu sangat bodoh. Tunggu, dan bersabarlah.

Franco Baresi
Franco Baresi (kanan).

Disiplin ketika menempel lawan

Bahasa yang sering dipakai adalah marking, menempel satu lawan secara ketat. “Marking sempat dipandang sebagai seni yang hampir punah karena berkembangnya zonal marking. Tapi menurut saya, seorang pemain bertahan tetap harus mempelajari teknik ini”, ujar Baresi.

Mengawal satu lawan artinya Anda mendapat satu tanggung jawab. Pemain yang Anda kawal, boleh jadi seorang pemain kunci, andalan tim lawan yang jago mencetak gol atau menciptakan peluang. Mencegah lawan seperti ini membutuhkan disiplin. Lengah tidak diizinkan dan setiap kali lawan memegang bola, ingat, kesabaran harus diikuti dengan kedisiplinan.

Antisipasi

Antisipasi bukan sekadar merespons dan untuk mendukung hal ini, baiknya kita memahami ucapan Peter Bosz. Bosz, eks pelatih Vitesse dan kini menangani Ajax, menegaskan bahwa pemain pintar adalah mereka yang mengantisipasi, bukan merespons. Ketika hanya merespons, Anda akan selalu terlambat. Pemain yang pintar membuat asumsi dan mengantisipasi, ia menyiapkan dirinya untuk berbagai situasi.

“Latihan berguna untuk mensimulasikan situasi yang akan Anda hadapi di pertandingan. Buatlah simulasi situasi terburuk saat latihan. Jadi, ketika situasi terburuk benar-benar terjadi, Anda sudah menyiapkan diri. Anda akan sudah bisa mengantisipasi segala situasi.”

Previous
Page 1 / 2