Nasional Bola

Boubacar Sanogo, Penyerang Tajam Bundesliga yang Hijrah ke Madura

Jelang detik-detik terakhir penutupan bursa transfer Liga 1, Madura United membuat kejutan dengan berhasil mendaratkan penyerang asal Pantai Gading, Boubacar Sanogo. Boubacar yang ini sejauh penelusuran saya tidak memiliki kaitan atau hubungan darah dengan penyerang Arsenal, Yaya Sanogo.

Boubacar tiba di Indonesia pada Senin (1/5) lalu. Ia direncanakan akan menjalani tes medis sebelum bergabung dengan skuat berjuluk Laskar Sapeh Kerrab tersebut. Kedatangan Boubacar menambah jumlah legiun asing yang memperkuat Madura United.

Sebelumnya untuk gelaran Go-Jek Traveloka Liga 1 (GT Liga 1), mereka sudah mengontrak Fabio Beltrame, Dane Milanovic, dan Peter Ozase Odemwingie yang berstatus marquee player. Kedatangan Boubacar Sanogo adalah untuk menggantikan Redouanne Zerzouri yang mengalami cedera parah.

Boubacar Sanogo

Pernah bobol gawang Oliver Kahn

Menurut situs Transfermarkt, market value seorang Boubacar Sanogo adalah 500.000 euro atau apabila dirupiahkan berkisar diantara 7 atau 7,25 miliar rupiah. Klub terakhir yang dibela Boubacar adalah Al-Urooba, peserta divisi satu liga Uni Emirat Arab. Boubacar bermain di sana musim lalu, mencatatkan 12 penampilan dan berhasil menyarangkan tujuh gol.

Lahir di Dimbokro, Pantai Gading, pada 17 Desember 1982, Karier Boubacar Sanogo mencapai masa keemasannya ketika ia bermain di Bundesliga. Sebelum mendarat di tanah Jerman ia sempat bermain di Tunisia bersama Esperanse. Dan berseragam tim tersukses Uni Emirat Arab, Al-Ain. Penampilannya di Al-Ain kemudian membuat klub asal Jerman, Kaiselautern tertarik meminangnya.

Musim perdananya di Jerman bersama Kaiserlautern dilalui dengan cukup baik. Boubacar bermain 24 kali dan berhasil mencetak 10 gol. Satu di antaranya ia sarangkan ke gawang kiper legendaris, Oliver Kahn. Kejadian tersebut terjadi pada spieltag ke-20 Bundesliga musim 2005/2006 atau tepatnya pada tanggal 10 Desember 2005. Sayang ia gagal membawa timnya menang karena kalah tipis dari tim yang diperkuat Kahn yaitu FC Bayern dengan skor tipis 1-2.

Setelah dari Kaiserlautern, Sanogo kemudian hijrah ke Hamburg SV. Namun waktunya di sana bisa dibilang tidak terlalu baik. Ia kalah saing dengan penyerang asal Peru, Jose Paulo Guerrero. Bahkan klubnya saat itu sampai mendatangkan dua penyerang lain yaitu Ivica Olic dari CSKA Moskow, dan meminjam Daniel Ljuboja dari Stuttgart.

Di Hamburg ia terpaksa bermain lebih melebar karena menumpuknya pemain di posisi penyerang tengah. Meskipun demikian, Boubacar masih mencetak beberapa gol termasuk dua gol di fase grup Liga Champions melawan Arsenal dan CSKA Moskow.

Lagi-lagi hanya bertahan satu musim. Dari Hamburg, Boubacar kemudian hijrah ke Werder Bremen pada musim 2007/2008. Di sana ia mengalami masa-masa terbaik dalam kariernya. Terutama pada musim perdananya bermain untuk tim berjuluk Die Grun-Weissen atau The Green-Whites ini.

Diplot menggantikan Miroslav Klose yang hijrah ke FC Bayern, Sanogo tampil luar biasa. Sanogo berhasil mencetak total 13 gol di semua kompetisi. Termasuk dua gol yang ia sarangkan ke gawang Real Madrid di fase grup Liga Champions.

Di Bremen, Boubacar begitu dipuja. Apalagi kala itu ia disokong oleh dua playmaker hebat. Satu sedang mengalami masa keemasannya sedangkan yang satu lagi akan memulai petualangan besar dalam kariernya. Mereka adalah Diego Ribas dan Mesut Ozil. Boubacar merasakan betul bagaimana dimanjakan oleh umpan-umpan terukur dari kedua pemain ini.

Sayang waktu indah tersebut tidak berlangsung lama. Pada musim keduanya di Bremen ia mengalami cedera yang cukup lama. Keputusan tim memanggil pulang Claudio Pizzaro pun membuat posisinya semakin sulit. Ia kemudian sempat dipinjamkan ke TSG Hoffenheim. Namun kariernya tidak juga mengarah ke arah yang lebih baik. Ditambah keributan yang ia lakukan dalam sebuah sesi latihan dengan Carlos Alberto, Bremen kemudian melegonya ke Saint Etienne dengan transfer sebesar 3,5 juta euro.

Setelahnya karier seorang Boubacar Sanogo kemudian menukik. Ia sempat tampil baik bersama tim kesayangan kanselir Jerman, Angela Merkel, yaitu Energie Cottbuss. Pada tahun 2015 ia kembali ke Timur Tengah untuk memperkuat Al-Fujairah. Sempat bermain di Liga Super India bersama NorthEast United, cedera yang berkepanjangan kemudian membawanya kembali ke Arab untuk bermain di Al-Urooba. Hingga kemudian ia tiba di Indonesia untuk bergabung dengan Madura United di gelaran GT Liga 1 nanti.

Boubacar Sanogo bisa dimainkan sebagai penyerang tengah, penyerang lubang, atau penyerang sayap kiri. Kemampuan inilah yang akan digunakan pelatih Gomes de Olivera untuk memaksimalkan Boubacar dalam skema miliknya di Madura United.

Ia bisa saja dimainkan di belakang Peter Odemwingie. Atau Boubacar akan bermain bersama Odemwingie dalam sistem tiga penyerang plus Greg Nwokolo. Yang pasti kehadiran Boubacar tentu membuat lini serang Madura United wajib diwaspadai oleh tim-tim peserta GT Liga 1 yang lain.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia