Kolom

Calon Kiper Legendaris Jerman, Marc-Andre ter Stegen

Publik Camp Nou kini mungkin sudah bisa move on dari sosok pujaan mereka, Victor Valdes, karena gawang mereka saat ini sudah dibuat aman oleh Marc-Andre ter Stegen.

Andai Barcelona tidak datang membawa tawaran untuk pindah ke Camp Nou, Ter Stegen mungkin tak akan pernah hidup di kota lain selain Moenchengladbach. Ter Stegen lahir dan besar di kota di wilayah North-Rhine Westphalia itu. Ia lulus dari akademi Borussia Moenchengladbach dan menjalani debutnya di tim utama pada 10 April 2011.

Sejak saat itu, ia menjadi pilihan utama menggeser posisi penjaga gawang utama Gladbach saat itu, Logan Bailly. Ter Stegen berperan penting dalam keberhasilan Gladbch bertahan di kasta teratas Bundesliga 2010/2011, setelah penampilan gemilangnya di beberapa pertandingan terakhir. Gladbach selamat dari degradasi berkat menang di play-off, dan Ter Stegen pun menjadi pilihan utama selama tiga musim ke depan

Meroketnya nama Ter Stegen tak lepas dari penampilan-penampilan sensasionalnya ketika Gladbach menghadapi klub-klub raksasa, Bayern Munchen dan Borussia Dortmund.  Menjelang akhir musim 2010/2011, Ter Stegen yang pada saat itu masih berusia 19 tahun tampil spektakuler ketika Gladbach mengalahkan Borussia Dortmund. Kemenangan 1-0 mereka atas sang juara Budnesliga terus dikenang oleh para suporter Gladbach, terutama beberapa penyelamatan kelas dunia sang kiper muda.

Semusim setelahnya, Ter Stegen kembali menjadi bintang ketika Gladbach membukukan kemenangan 1-0 bergengsi lain atas Bayern Munchen. Rumor pun berembus kencang bahwa pemain bertinggi badan 187 sentimeter ini sudah menandatangani perjanjian prakontrak dengan Barcelona. Klub Catalunya ini memang saat itu sedang mencari sosok penjaga gawang yang terbiasa memainkan bola dengan kaki, memiliki kemampuan passing yang cermat dan bisa berfungsi sebagai sweeper keeper.

Meski sempat menolak kabar tersebut, kabar kepindahan penjaga gawang yang sering dibandingkan dengan Manuel Neuer ini terus diangkat media Spanyol selama hampir dua tahun. Ter Stegen akhirnya bergabung dengan Barcelona pada musim panas 2014, menggantikan sosok portero kesayangan publik Catalunya, Victor Valdes.

Meski demikian, musim pertama Ter Stegen di Camp Nou tidak bisa dibilang nyaman. Meski langsung memenangi tiga gelar bergengsi di akhir musim 2014/2015, Ter Stegen harus berbagi posisi di garis gawang Barcelona dengan penjaga gawang asal Cile, Claudio Bravo. Bravo menguasai tempat utama di La Liga, sedangkan Ter Stegen di Copa del Rey dan Liga Champions.

Media-media olahraga pun sedikit-sedikit memberitakan ketidakpuasan Ter Stegen di Camp Nou menjadi deputi Bravo di setiap pertandingan La Liga. Meski mengakui ada persaingan untuk meraih posisi nomor satu tersebut, Bravo akhirnya memilih untuk pindah setelah ada tawaran dari Manchester City. Posisi utama pun dikuasai Ter Stegen sepenuhnya mulai musim 2016/2017.

Di musim 2016/2017 inilah kita bisa melihat penampilan pria Jerman ini sepenuhnya. Sempat absen karena cedera ketika Barcelona menderita kekalahan memalukan di kandang dari Alaves pada awal September 2016, penampilan Ter Stegen kembali disorot di awal Oktober. Ketika itu, Barcelona menderita kekalahan 3-4 dari tuan rumah Celta Vigo. Ter Stegen melakukan suatu blunder fatal yang mengakibatkan terciptanya gol dari pihak lawan.

Karena terlalu percaya diri memainkan bola dengan kakinya, ia malah menendang bola yang memantul ke tubuh pemain lawan. Celakanya, bola tersebut memantul langsung masuk ke gawang Barcelona. Pada saat itu Luis Enrique sebagai pelatih pun sempat angkat bicara mengutuk gol yang tercipta sangat mudah tersebut. Media-media Spanyol juga kembali menggoreng isu bahwa Barcelona menyesal telah menjual Bravo.

Namun, seiring berlalunya waktu, penampilan Ter Stegen semakin membaik. Lucunya, penampilan Bravo di Manchester City malah memburuk dan tak menyisakan sosok kiper hebat yang membantu Barcelona menjuarai La Liga pada tahun 2015 dan 2016. Ter Stegen sendiri sedikit demi sedikit mencuri perhatian dengan penyelamatan demi penyelamatan hebatnya yang sering menghindarkan El Barca dari kehilangan poin.

Puncaknya adalah pada pelaksanaan El Clasico kedua pada 23 April 2017 lalu. Ter Stegen tampil impresif dengan melakukan 12 penyelamatan untuk memastikan kemenangan 3-2 Barcelona di kandang Real Madrid. El Clasico memang menjadi panggung yang tepat baginya untuk memastikan publik mengakui reputasinya yang sebentar lagi naik menjadi penjaga gawang kelas dunia.

Dengan usia yang baru menginjak 25 tahun tepat pada 30 April 2017 ini, perjalanan karier Ter Stegen masih panjang. Sepertinya ia akan bertahan di Camp Nou dalam waktu lama. Juga tinggal menunggu waktu baginya untuk mewarisi tampuk kekuasaan Manuel Neuer di tim nasional Jerman.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.