Eropa Italia

Honda yang Tak Lagi ‘Satu Hati’ dengan AC Milan

Jika kamu adalah penggemar MotoGP, pasti kamu tak asing dengan tim bernama Repsol Honda. Pabrikan asal Jepang ini dalam empat tahun terakhir berhasil mendominasi MotoGP dengan meraih tiga gelar juara melalui rider­-nya, Marc Marquez. Honda juga sempat menyabet tiga gelar juara beruntun pada 2001-2003 ketika ditunggangi oleh The Doctor, Valentino Rossi.

Serupa tapi tak sama, seorang pemain sepak bola berkaki kidal memiliki nama yang sama dengan timnya Dani Pedrosa tersebut. Ia juga terkenal karena kecepatan tendangannya dan sama-sama berasal dari Jepang. Pemain itu bernama Keisuke Honda.

Honda memulai karier seniornya di klub lokal Jepang, Nagoya Grampus dan bergabung dengan klub Belanda, VVV-Venlo, pada 2008. Nama Honda kemudian bersinar terang kala dirinya membela CSKA Moscow pada 2009-2014.

Bersama Krasno-sinie (julukan CSKA), Honda meraih lima gelar juara domestik. Melihat performa apik sang pemain, Massimiliano Allegri yang kala itu melatih Milan, merekrutnya untuk menjadi penggawa Rossoneri pada Januari 2014.

Sayang, kariernya meredup sejak kepindahannya ke Serie A. Honda sempat gemilang di awal musim 2014/2015, namun ia tak lagi mencetak gol sejak giornata 7. Peruntungan pemain bernomor punggung 10 ini di musim berikutnya juga tak lebih baik di bawah asuhan Sinisa Mihajlovic. Karier Honda kemudian benar-benar anjlok di musim ini.

Vincenzo Montella hanya sekali menurunkan Honda sebagai starter, dan enam penampilan lainnya ia mulai dari bangku cadangan. Nahasnya lagi, dari enam kali tampil sebagai pengganti, ia tak pernah pernah bermain lebih dari 11 menit!

Empat pelatih dalam tiga tahun

Nasib Honda bisa dibilang apes ketika ia berseragam merah-hitam milik AC Milan. Ia datang ketika Milan sedang terpuruk di akhir era Max Allegri. Belum selesai beradaptasi dengan pola permainan Allegri, Honda kembali harus membiasakan diri dengan pelatih baru yang juga legenda Milan, Filippo Inzaghi.

Baik Allegri maupun Inzaghi memiliki pola permainan yang berbeda. Ketika melatih Milan, Allegri lebih banyak mengandalkan 4-3-1-2 dengan Honda yang diproyeksikan untuk mengisi posisi penyerang lubang yang lowong usai hengkangnya Kevin Prince Boateng. Seperti yang sudah disinggung di atas, belum sempat nyetel dengan sistem baru, Honda harus kembali berganti peran di bawah arahan Filippo Inzaghi.

Inzaghi yang merupakan mantan penyerang kelas atas cenderung memakai 4-3-3 dengan menempatkan Honda sebagai penyerang sayap kanan. Pippo juga beberapa kali memainkan formasi pohon natal 4-3-2-1 ala Ancelotti dengan menduetkan Honda bersama Giacomo Bonaventura di belakang Jeremy Menez.

Di musim 2015/2016 Honda lagi-lagi harus beradaptasi dengan taktik baru di bawah arahan Sinisa Mihajlovic. Dengan formasi 4-1-2-1-2 diamond yang diusung Miha, Honda harus bersaing dengan Bonaventura untuk mengisi pos gelandang serang. Sayangnya sang kompetitor bermain lebih apik sehingga Honda harus rela tergeser ke bangku cadangan, sampai sekarang.

Keisuke Honda
Keisuke Honda

Kemana tujuan selanjutnya? 

Di usia 30, Honda sebenarnya masih memiliki kesempatan untuk berkarier di liga-liga papan atas Eropa. Namun dengan eksistensinya di timnas Jepang yang kian terancam setelah meroketnya Yuya Kubo, nampaknya kembali ke J.League adalah kemungkinan yang paling realistis.

Sejauh ini, Sagan Tosu dan Vissel Kobe telah menaruh minat serius pada pemilik 88 caps timnas Jepang tersebut. Selain mendapat tawaran dari J.League, Honda juga diincar oleh Seattle Sounders (klub Major League Soccer) dan raksasa Chinese Super League, Shanghai Shenhua.

Menilik menit bermainnya yang semakin minim, nampaknya Honda sudah tidak sehati lagi dengan Milan. Dengan kontraknya yang akan berakhir 30 Juni nanti, mari kita nantikan ke mana hati Honda akan berlabuh musim depan.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.