Suara Pembaca

Kenapa Pemain Sepak Bola Perlu Piknik?

Latihan dan bertanding adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan dari pemain sepakbola. Selain dua aktivitas itu, masih ada aktivitas pendamping yang biasa mereka jalani setiap harinya. Makan dan istirahat menjadi hal yang rutin dilakukan. Belum lagi ketika mereka akan menjalani awayday ke kandang lawan.

Lelah, jenuh, dan bosan bukan hal yang tak mungkin dirasakan pemain. Apalagi dengan ketatnya jadwal kompetisi yang hampir 6 bulan lamanya hanya untuk satu putaran saja. Atau jadwal turnamen yang terkadang memakan waktu hampir satu bulan berada di tempat yang sama.

Kejenuhan luar biasa pada seseorang biasa disebut dengan burnout. Biasanya hal ini ditandai dengan kelelahan secara fisik dan psikologis dari tuntutan berlatih dan berkompetisi, adanya penurunan pada motivasi berprestasi dan pengalaman mereka untuk peduli terhadap performa mereka.

Burnout dianggap sebagai produk dari stres berkepanjangan yang tak kunjung mendapatkan jalan keluar. Aktivitas yang dilakukan semenjak awal musim hingga akhir musim dengan kebiasaan yang sama, target yang tak kunjung terealisasi, atau akibat dari tuntutan ‘harus’ membuat pemain rentan mengalami burnout. Jika dibiarkan saja, burnout dapat mengakibatkan pemain mutung alias putus asa dan pergi.

Sebelum mengawali Liga 1 musim 2017 ini, tim-tim sudah mulai mempersiapkan diri semenjak bulan Januari lalu. Padahal kepastian liga baru dimulai pada 15 April. Pemain dihadapkan dengan turnamen Piala Presiden terlebih dahulu. Namun, turnamen-turnamen lain yang levelnya lebih kecil juga banyak diikuti untuk mengukur seberapa matang persiapan tim menghadapi Liga 1 nanti.

Persiapan yang begitu lama tentu dapat membuat pemain bosan dan jenuh, karena itu manajemen tim memang perlu membuat kegiatan yang menyenangkan bagi pemain.

Mitra Kukar misalnya yang saat libur Imlek bulan Januari lalu memberikan kesempatan timnya sejenak untuk piknik ke Pulau Kumala. Meski aktivitas tersebut juga digunakan tim pelatih untuk menggenjot fisik para pemain dengan berlari keliling pulau sejauh 6 kilometer, namun para pemain masih antusias mengikuti program ini. Pulau Kumala dipilih karena memiliki banyak pepohonan yang rindang, sehingga pemain dapat menghirup udara segar dan bebas polusi.

Ada juga skuat PBFC II yang piknik ke Lembang, sebelum menghadapi Persib pada leg kedua semifinal Piala Presiden lalu. Saat itu, Ricky Nelson yang merupakan pelatih PBFC II mengungkapkan bahwa aktivitas ini bertujuan untuk melepaskan lelah dan tegang dari para pemain. Ia ingin timnya lebih santai setelah merasakan padatnya jadwal pertandingan dengan menikmati Bandung.

Beberapa pemain Persegres juga sempat berkeliling Blitar di sela mengikuti turnamen Bung Karno Cup Maret lalu. Beberapa pemain seperti Herwin Tri Saputra, Agus Indra, Chairul Rifan, Dave Mustaine, Rahel Radiansyah, dan Yusuf Efendi sempat mengunjungi makam Bung Karno yang merupakan wisata ziarah populer di kota Blitar. Kemudian ada Fitrul Dwi Rustapa, Satria Tama, Fitra Ridwan, Roni Rosadi, dan Andre Putra yang menikmati senja di Pantai Serang dengan bermain bola.

Sebuah artikel dari Departemen Olahraga dan Rekreasi Australia menuliskan pentingnya rekreasi bagi komunitas olahraga. Sport and recreation is not about winning, it’s about helping build stronger, healthier, happier, and safer. Olahraga dan rekreasi bukanlah tentang kemenangan, tapi tentang membantu menguatkan, lebih sehat, lebih bahagia, dan agar lebih aman.

Piknik dan rekreasi juga digunakan untuk meningkatkan partisipasi pemain dalam menjalankan kegiatan tim. Meningkatkan keakraban dan kedekatan dengan sesama pemain, pelatih, maupun manajemen, sehingga membuat tim lebih kompak. Kegiatan seperti ini juga akan membuat pemain kembali memiliki motivasi untuk lebih berkontribusi pada timnya.

Rekreasi menjadi salah satu kegiatan non-formal yang dapat diselipkan pada program jangka panjang tim selama satu musim. Program ini juga dapat digunakan sebagai program sampingan tim pelatih untuk me-refresh anak asuhnya dari ketatnya jadwal kompetisi.

Beberapa kegiatan yang dapat dimasukkan dalam program rekreasi misalnya adalah outbond, menonton film ke bioskop bersama-sama, pergi ke taman permainan, pantai, atau gunung dan menikmati pemandangan sekitar. Indonesia merupakan negara yang indah, ada banyak tempat rekreasi selain pusat perbelanjaan modern di perkotaan yang dapat digunakan sebagai alternatif melepas jenuh dan kepenatan.

Author: Dianita Iuschinta Sepda (@siiemak)
Mahasiswi program magister psikologi di Universitas Airlangga Surabaya. Pecinta kajian psikologi olahraga dan Juventus.