Nasional Bola

Rekrutan Baru Borneo FC: Shane Smeltz

Hampir tujuh tahun lalu, Selandia Baru membuat kejutan dengan lolos ke Piala Dunia untuk pertama kalinya. Kiprah negeri yang populer dengan buah kiwi di Afrika Selatan 2010 sudah menjadi perhatian publik sejak laga pertama. Mereka mencetak gol penyama kedudukan di injury time saat melawan Slovakia, dan di pertandingan kedua menahan imbang sang juara bertahan, Italia.

Di atas kertas, Selandia Baru yang merupakan tim debutan bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan Italia yang merupakan juara bertahan. Namun segalanya nampak kelam bagi Italia sejak menit ke-7. Di bawah tatapan 38.000 lebih pasang mata di Stadion Mbombella, tifosi Gli Azzurri terhenyak oleh gol cepat yang dicetak sang tim debutan, negara dengan populasi tak lebih dari 4,8 juta penduduk dan lebih terkenal dengan produksi kain wol ketimbang sepak bolanya.

Gol tersebut dicetak oleh pemain bernomor punggung 9, Shane Smeltz, memanfaatkan kesalahan Fabio Cannavaro saat menghalau tendangan bebas Simon Elliott. Italia akhirnya dapat menyamakan kedudukan melalui penalti Vincenzo Iaquinta, namun hasil imbang melawan Selandia Baru turut berkontribusi pada kegagalan mereka lolos dari fase grup Piala Dunia 2010.

Nama Shane Smeltz pasti sangat asing di telinga kita saat itu, dan saya yakin kamu tidak akan peduli dengan kisah hidupnya. Namun siapa sangka, hampir tujuh tahun setelah gol yang dicetaknya, nama Smeltz mendadak tenar di Indonesia. Bukan sebagai pemain kelas dunia yang mengadakan coaching clinic komersial di ibu kota, melainkan sebagai marquee player Pusamania Borneo FC (PBFC).

Sekilas tentang curriculum vitae Shane, sebelum berkarier di Indonesia, Shane lebih banyak membela klub-klub asal Australia seperti Gold Coast United, Perth Glory, dan Sydney FC. Sekadar trivia, di tahun 2014, Sydney FC merekrut Shane untuk menggantikan Alessandro Del Piero yang pindah ke Liga India untuk memperkuat Delhi Dynamos.

Smeltz mencatatkan 53 penampilan dan 24 gol bersama Selandia Baru. Menjadi pemain Selandia Baru pertama yang mencetak gol di Piala Dunia. Shane juga turut mengharumkan nama A-League (kasta tertinggi sepak bola Australia) karena merupakan pemain A-League pertama yang namanya nampang sebagai pencetak gol di Piala Dunia.

Presiden Borneo FC, Nabil Husein Said Amin mengumumkan kabar perekrutan Shane usai laga persahabatan melawan Nitro FC di Stadion Segiri (8/4). Shane, yang sebelumnya memperkuat klub Selandia Baru, Wellington Phoenix, rencananya akan diduetkan dengan Lerby Eliandri di lini depan.

PBFC sepertinya akan memakai pola winger konvensional di Go-Jek Traveloka (GT) Liga 1 nanti. Duet penyerang akan dihujani umpan crossing dari kedua sisi lapangan yang dihuni Terens Puhiri dan Rifal Lastori atau Ricky Ohorella.

Dengan postur Shane yang mencapai 185 sentimeter dan Lerby hanya 2 sentimeter lebih pendek, mereka tentu menjadi tujuan utama bola-bola udara tim asuhan Dragan Djukanovic.

Akan tetapi, predikat marquee player yang melekat pada Shane nampaknya perlu ditinjau ulang. Meskipun pernah bermain di Piala Dunia dan bahkan mencetak gol, rekam jejak karier Shane tidaklah mentereng, kalah jauh jika dibandingkan marquee player GT Liga 1 lainnya seperti Michael Essien dan Peter Odemwingie.

GT Liga 1 akan dimulai kurang dari seminggu lagi. Itulah kesempatan bagi Shane untuk membuktikan apakah ia layak menyandang status marquee player, atau hanya sebatas “pemain asing” biasa saja.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.