Eropa Lainnya

Ajudan Pribadi dan Lilipaly yang ‘Punya’ Tol Cipali

Banyak cara dilakukan pemain sepak bola untuk mengekspresikan kegembiraannya. Akhir pekan ini jadi momen yang spesial untuk pemain timnas Indonesia, Stefano Lilipaly. Gelandang elegan ini meneruskan tren positifnya bersama SC Cambuur di Eerste Divisie atau kasta kedua Liga Belanda lewat gol indah.

Dua speelronde absen mencetak gol, Lilipaly langsung menunjukkannya dengan lengkungan indah yang gagal dihalau kiper NAC Breda. Lesakkan pemain berusia 27 tahun itu sekaligus menyegel kemenangan Cambuur dan mengamankan posisi ketiga klasemen sementara. Lantas, bagaimana reaksi Lilipaly terhadap gol indahnya? Ternyata sesuatu yang sangat menarik sekaligus menggelitik.

“Stefano Pi-pi-pi-paly yang punya toll Boss cipali, tomorrow lendingggg,” tulis Lilipaly pada akun Instagram pribadinya sekaligus mengunggah video golnya. Followers Lilipaly dari luar Indonesia mungkin bertanya-tanya apa arti dari caption tersebut.

http://www.instagram.com/p/BSmfWEUDOqU/?taken-by=stefanolilipaly

Sementara tak sedikit pengikut Instagram Lilipaly asal Indonesia yang turut berkomentar heboh dan tertawa girang membacanya. Tak seperti kebanyakan pemain, sosok yang akrab dipanggil Fano ini memang bukan pribadi yang jaim alias jaga image di dunia maya. Lilipaly bahkan sempat membuat komentar tentang fenomena Om Telolet Om. Namun, unggahan Instagram terbarunya membuat publik terpesona sekaligus terbahak.

Arti caption Lilipaly tak lain adalah kalimat yang diucap Muhammad Akbar atau yang akrab disapa Ajudan Pribadi. Akbar yang kerap mengunggah video absurd tentang ucapannya, pernah memberikan dukungan, yang tentunya kurang bisa dimengerti tapi lucu, untuk timnas Indonesia, khususnya Lilipaly, di Piala AFF 2016.

http://www.instagram.com/p/BOCR2BsgTfT/?taken-by=ajudan_pribadi

Ketika itu Akbar yang terlihat kesulitan berbicara, menyebut Lilipaly sebagai Pipipali yang punya Tol Cipali atau Cikopo-Palimanan. Tentu, dengan nada dan pikiran yang spontan. Lantas, apa kesamaan Lilipaly, Ajudan Pribadi, dan Tol Cipali?

 Panjang dan berliku

Ketiganya, walaupun berbeda bentuk, punya kisah yang panjang dan berliku sebelum berada pada posisinya sekarang. Dimulai dari Akbar atau Ajudan Pribadi yang memang pada dasarnya gagap. Bahkan seperti dilansir Detik, lidah Akbar saat masih kanak-kanak sampai harus disentuhkan cincin emas oleh neneknya setiap malam Jumat agar bisa berbicara.

Siapa sangka kini Akbar yang sempat dikecam karena salah persepsi netizen yang menyebutnya anggota dewan, meraih kesuksesan dengan cara bicara yang apa adanya dan memilih untuk tetap menyebut dirinya ajudan pribadi alih-alih selebriti. Bagaimana dengan Tol Cipali?

Pengerjaan proyek ini penuh dengan segala tantangan, mulai dari pengerjaan selama empat tahun hingga kontroversi nama. Awalnya jalan tol ini diberi nama Cikapali alias Cikampek-Palimanan. Namun, diprotes Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, karena awal perjalanan dimulai di Desa Cikopo. Pada akhirnya, ditentukan nama tol menjadi Tol Cipali dan menyadikannya jalan tol terpanjang di Indonesia dengan jarak 116,75 kilometer.

Sementara Lilipaly, naik turun karier pernah dia jalani, sebelum bersiap kembali ke kasta tertinggi Liga Belanda, Eredivisie, bersama Cambuur. Fano yang sempat tampil menawan dan jadi wonderkid di Utrecht, memantapkan keputusan memilih Indonesia sebagai negaranya, tahun 2011 lalu.

Sayangnya, dia harus turun kasta dengan memperkuat Almere City setahun setelahnya. Hanya dua musim di Yanmar Stadion, penurunan karier Lilipaly terlihat ketika memutuskan hijrah ke Jepang bersama Consodale Sapporo.

Pemain kelahiran Arnhem ini akhirnya tiba di Indonesia dan memperkuat Persija Jakarta. Keputusan yang kurang tepat karena meski tampil apik dan dielu-elukan The Jakmania, Lilipaly harus menerima nasib liga di Indonesia kala itu, QNB League, dihentikan di tengah jalan.

Pantang menyerah pada akhirnya jadi sifat khas Lilipaly, baik di dalam maupun luar lapangan. Pemain yang kini identik dengan nomor punggung 8 itu kembali ke Belanda dan memperkuat SC Telstar. Siapa sangka, kesanggupan memenuhi panggilan timnas Indonesia sekaligus melewatkan beberapa laga Telstar, mengubah kariernya secara cukup drastis.

Lilipaly yang datang saat Piala AFF 2016 segera dimulai, langsung tampil nyetel di lini tengah. Dia memastikan Indonesia lolos fase grup lewat gol di menit akhir saat menghadapi laga hidup mati kontra Singapura. Di fase gugur, sinarnya kian benderang.

Lilipaly jadi integral tak tergantikan timnas Indonesia. Kreativitas dan stamina jadi senjata utamanya. Meski skuat Garuda gagal juara, nama Lilipaly didengungkan seantero bangsa. Hanya sebulan berselang, pemain bernama lengkap Stefano Jantje Lilipaly ini direkrut Cambuur yang secara posisi, lebih berpeluang promosi ke Eredivisie.

Di Cambuur, kualitas Lilipaly benar-benar terlihat. Dari 12 laga yang sudah dijalani bersama Cambuur, pemain bertinggi badan 175 sentimeter itu telah mencetak enam gol dan serangkaian aksi memukau lainnya. Meski bukan bos Tol Cipali sesungguhnya, Lilipaly dan dua nama di atas menunjukkan bahwa untuk meraih kesuksesan, butuh jalan yang panjang dan berliku.

Tomorrow lending, Lilipaly!

Author: Perdana Nugroho
Penulis bisa ditemui di akun Twitter @harnugroho