Eropa Inggris

Akankah Dele Alli Mengikuti Jalan Terang Gareth Bale?

Bulan Mei 2007, tersiar kabar jika manajemen Tottenham Hotspur mengambil sebuah langkah yang cukup mengejutkan. Kala itu, mereka bersedia merogoh kocek sebesar 5 juta paun demi mengangkut bek kiri belia milik Southampton yang tengah naik daun, Gareth Bale, ke London Utara.

Walau menit bermain yang didapatkan Bale pada dua musim awal di Stadion White Hart Lane kurang maksimal, hal tersebut sama sekali tak membuat Bale kehilangan potensi terbaiknya. Ditunjang oleh eksperimen taktik Harry Redknapp yang mendorongnya bermain lebih ke depan, sebagai gelandang sayap kiri atau penyerang sayap kiri, performa Bale malah semakin luar biasa.

Bermain lebih menyerang seolah memunculkan kebuasan Bale yang sesungguhnya, baik dalam membuat asis maupun mencetak gol. Tentu lazim jika Bale lantas menjadi bagian integral The Lilywhites, julukan Tottenhan.

Baik saat ditangani Redknapp maupun Andre Villas-Boas, Bale tak tergantikan. Berdasarkan data transfermarkt.co.uk., Bale sukses menciptakan 56 gol dan 58 asis dari 203 partai bersama The Lilywhites.

Serangkaian aksi gemilang Bale itu pula yang akhirnya membuat beberapa klub top Eropa naksir kepadanya. Dan raksasa Spanyol, Real Madrid, jadi klub yang beruntung lantaran bisa mengamankan jasa penggawa asal Wales ini pada musim panas 2013 silam.

Tapi harga yang mesti digelontorkan Los Blancos, julukan Madrid, pun tidak murah yaitu 85 juta paun. Nilai itu sendiri menempatkan Bale sebagai pemain termahal di dunia (sebelum dipecahkan Paul Pogba musim panas 2016 lalu).

Bersama tim tersukses di ajang Liga Champions itu, kemampuan dan kehebatan Bale semakin terlihat. Sejumlah trofi (dua titel Liga Champions dan masing-masing satu titel Piala Raja Spanyol, Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub) juga berhasil direngkuhnya. Kini, nama Bale pun begitu sering disebut sebagai salah satu pesepak bola terbaik di muka Bumi.

Berselang kurang lebih satu windu kemudian, satu langkah brilian kembali dibuat oleh manajemen The Lilywhites. Pada detik-detik akhir bursa transfer musim dingin 2015, The Lilywhites sukses mengamankan tanda tangan penggawa muda kepunyaan Milton Keynes Dons, Bamidele ‘Dele’ Alli.

Layaknya Bale saat direkrut Tottenham, Alli pun ketika itu sedang merekah bareng MK Dons. Melakoni debut di usia 16 tahun, Alli bahkan bisa menjadi pilihan utama klub saat usianya baru 17 tahun. Kualitasnya yang menonjol saat itu bahkan membuat Alli digadang-gadang bakal jadi bintang masa depan.

Biaya yang mesti dikucurkan Tottenham saat itu guna mengikat Alli jumlahnya sama persis ketika The Lilywhites menebus Bale dari The Saints, 5 juta paun. Namun berbeda dengan Bale, Alli ketika itu tak langsung diboyong ke London Utara. Dirinya dibiarkan bertahan di MK Dons hingga musim 2014/2015 berakhir.

Barulah di awal musim 2015/2016 Alli secara resmi jadi salah satu penggawa Tottenham di bawah asuhan pria Argentina, Mauricio Pochettino. Setelah turun beberapa kali sebagai pengganti, akhirnya Alli bisa merebut satu posisi di sektor tengah The Lilywhites. Kemampuannya bermain di beberapa posisi di sektor tengah membuat Poch, sapaan akrab Pochettino, jatuh hati.

Ditunjang skill apik, Alli pun bermetamorfosis jadi salah satu pilar utama The Lilywhites racikan Poch. Alli begitu fasih ditempatkan sebagai gelandang serang di belakang penyerang utama dalam pola 4-2-3-1 kegemaran Poch. Bermain di posisi tersebut juga membuat Alli keranjingan mencetak gol dan membuat asis. Musim lalu, kontribusinya berupa 10 gol dan 9 asis ikut berperan atas keberhasilan Tottenham finis di posisi ketiga klasemen akhir. Asa bahwa Alli merupakan bintang di masa depan pun semakin menggelegak, khususnya di mata media-media negeri Ratu Elizabeth.

Dan musim ini, Alli yang sudah mendapat 17 caps dan 2 gol di tim nasional Inggris justru tampil semakin beringas. Sampai Liga Primer Inggris menyelesaikan pekan ke-32, Alli sudah menyumbang 16 gol dan 6 asis. Hal ini juga yang membuatnya jadi idola manajer-manajer game Fantasy Premier League lantaran jadi salah satu figur penyumbang poin yang konsisten.

Untuk ukuran pemuda berusia 20 tahun, jumlah ini benar-benar fantastis. Torehan itu jadi semakin menyilaukan bila mengikutsertakan kontribusi gol dan asis Alli dari kejuaraan lain yang diikuti Tottenham. Berdasarkan situs transfermarkt.co.uk., secara total Alli sudah menyumbang 19 gol dan 10 asis sejauh ini.

Penampilan brilian Alli musim ini membuat klub spesialis papan tengah yang diperkuatnya kini jadi amat kompetitif dan punya kans menggenggam sejumlah gelar, antara lain di ajang Liga Primer Inggris dan Piala FA. Satu pertanyaan pun menyeruak, akankah Alli bisa menyumbang titel bagi klub yang tengah membangun stadion anyar nan mahal tersebut di penghujung musim nanti?

Karena dengan penampilan memukau yang secara konsisten ditunjukkannya, bukan tak mungkin Alli akan mengikuti jejak Bale dengan cabut dari Stadion White Hart Lane suatu saat nanti. Entah menuju rival di Liga Primer Inggris atau klub mapan lain di benua biru. Satu hal yang pasti, selayaknya Bale dahulu, harga Alli pun sudah pasti meroket drastis.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional