Eropa Italia

Juventus dan Mafia ‘Ndragheta

Italia negeri mafia. Lewat budaya populer seperti  Godfather dan Good Fellas, kita mengetahui bahwa negerinya Antonio Gramsci itu dipenuhi para begundal yang menguasai titik-titik sentral ekonomi dan politik negeri tersebut.

Januari lalu, Juventus dituding telah bekerja sama dengan mafia yang paling ditakuti saat ini, ‘Ndrangheta. Diawali dengan bisnis penyelundupan kokain dari Amerika Selatan, mafioso yang berasal dari daerah Calabria ini meluaskan tentakel bisnis kotornya ke sepak bola.

Andrea Agnelli, bersama tiga koleganya di Juventus diduga terlibat dengan ‘Ndragheta dalam memasarkan tiket menonton di Juventus Stadium di pasar gelap. Modus ini mengalokasikan sejumlah tiket kepada para mafia, agar nantinya dijual dengan harga berlipat. Otoritas sepak bola di Italia melarang klub untuk menjual lebih dari lima tiket ke satu pembeli.

Pada Sabtu, 18 Maret 2017, sang presiden klub menolak tuduhan yang ditimpakan padanya. Seperti yang saya kutip dari World Soccer (22/3), ia berkata:

“Klub ini, para pegawainya dan saya sendiri tak menyembunyikan apapun. Beberapa bulan terakhir, para pegawai Juventus telah berkerja sama dengan kantor Kejaksaan Publik sebagai saksi untuk investigasi mengenai beberapa orang yang terlibat dengan organisasi kriminal. Itu tidak berubah, mereka masih bersaksi untuk investigasi tersebut.

“Hari ini, bagaimana pun, Federasi Jaksa, alih-alih membatasi dirinya dalam menggugat penjualan tiket yang kemungkinan mencurigakan, malah mengeluarkan pernyataan yang menyebut saya dan beberapa figur di Juventus telah berperan sebagai kolaborator dengan organisasi kriminal. Ini tidak bisa diterima, berdasar analisis sepihak dan prasangka yang tidak berhubungan dengan logika keadilan.”

Ini tentu menjadi awan kelabu bagi klub yang berbasis di kota Turin tersebut. Bagaimanapun, tim ini masih identik dengan skandal calciopolli. Sementara itu, jejaring kekuasaan ‘Ndragheta telah melintas ke luar Italia. Bisnisnya pun bervariasi. Di ranah sepak bola, mereka juga terlibat dalam skandal pengaturan skor.

2015 silam, ‘Ndragheta diketahui menjadi dalang pengaturan skor yang melibatkan 30 klub sepak bola dan sejumlah individu. Geng yang dikomandani Pietro Iannazzo ini menyasar pertandingan-pertandingan di Serie B, selain juga berusaha mengubah skor laga yang melibatkan klub besar. Mereka bahkan rela menyogok sejumlah pihak hingga di angka 67 ribu dolar demi hasil skor yang mereka kehendaki.

Pengaturan skor tentu melibatkan bisnis judi. Mereka yang menjadi dalang bursa judi mengetahui kepada tim mana para penjudi bertaruh. Mereka akan merekayasa skor demi menghindari dari kerugian. Jika ini turut melibatkan mafia, maka hampir bisa dipastikan mafia seperti ‘Ndragheti juga ‘bermain’ di sepak bola. Tentu ini merupakan hal yang tidak diinginkan oleh segenap masyarakat Italia.

Mereka diduga tertarik turut mengelola tiket di pasar gelap karena bisnis ini merupakan ladang uang yang menggiurkan. Pasar tiket gelap, atau ‘ticket-tout market’ ini ditaksir dapat menghimpun keuntungan sebesar 1 juta euro per tahun.

Meski kini sedang digdaya di klasemen Serie A, berpotensi merengkuh Coppa Italia, serta bersiap menghadapi Barcelona di perempatfinal Liga Champions, tuduhan ini akan kembali membuat dunia kehilangan respek kepada Juventus.

Juventus adalah tim besar yang telah menjelma merek global. Seharusnya mereka bisa dengan mudah mengemas berbagai produk demi menggenjot pemasukan klub. Jika tuduhan ini terbukti, bukan tidak mungkin si Nyonya Tua juga terlibat di skandal-skandal lain, berkongsi dengan mafia yang paling ditakuti Italia tersebut.

Author: Fajar Martha
Esais dan narablog Arsenal FC di indocannon.wordpress.com