Nasional Bola

Atep TV: Terobosan Second Screen di Sepak Bola Indonesia

Januari lalu, channel resmi YouTube pemain sepak bola pertama di Indonesia telah dirilis. Channel yang bernama Atep TV tersebut adalah milik kapten Persib Bandung, Atep. Di bulan pertama, sebanyak 21 video diunggah oleh Atep TV dan mendapat respon yang bagus dari para pemirsa, terutama Bobotoh, suporter setia Persib Bandung.

Atep TV memiliki beragam tema video seperti latihan rutin Atep, wawancara Atep dengan pemain-pemain Persib, dan video kegiatan sehari-hari Atep. Hingga tulisan ini dibuat, Atep TV telah memiliki lebih dari 10.000 subscribers dan tiap videonya telah ditonton oleh puluhan ribu viewers.

Atep TV adalah terobosan baru di dunia entertainment sepak bola tanah air. Jika biasanya pemain sepak bola mengeksiskan dirinya di Facebook, Twitter, atau Instagram, Atep menawarkan sesuatu yang baru lewat channel YouTube-nya.

Pemain yang akrab disapa Lord Atep ini mengatakan bahwa channel YouTube miliknya sengaja dibuat untuk memberikan video eksklusif tentang pemain-pemain Persib. Atep TV lebih mengedepankan aspek humoris dalam tayangannya, berbeda dengan liputan-liputan dari wartawan resmi yang bersifat kaku, serius dan formal.

Media sosial memang telah berkembang menjadi elemen penting dalam era sepak bola modern. Simon Kuper dalam artikelnya yang berjudul Football and Social Media mengatakan bahwa saat ini banyak anak muda yang menyaksikan laga sepak bola di televisi sembari mengakses media sosial mereka di telepon genggam untuk membicarakan hal-hal seputar pertandingan itu. Kuper menyebut fenomena tersebut dengan istilah “second screen”.

Mengakses second screen melalui gadget kita masing-masing memang menyenangkan, seperti menikmati es kelapa muda di pantai kala siang terik. Dalam waktu yang bersamaan, kita dapat mengomentari pertandingan sesuka kita pada saat pertandingan berlangsung di televisi, atau menanggapi cuitan orang lain. Kalaupun kita menyaksikan pertandingan langsung di stadion, tetap tidak ada alasan bagi siapapun untuk mengahalangi seseorang untuk mengakses gadget mereka demi menjadi The Next Bung Valen  di media sosial.

Selepas pertandingan, beragam konten seperti perayaan kemenangan di kamar ganti, kesibukan pemain di luar lapangan, menyimak interaksi antarpemain di akun pribadi mereka, hingga update terkini tentang klub kesayangan dapat kita akses langsung dari akun resmi klub atau pemain seperti Atep TV, tanpa harus menunggu wartawan datang untuk meliput. Semuanya dapat kita akses secara eksklusif.

Namun, beraktivitas di media sosial juga menyimpan bahaya tersendiri. Apabila sang pemain kurang berhati-hati dalam menjaga sikap atau tulisan di postingan mereka, sanksi dari petinggi klub atau asosiasi sepak bola setempat bisa langsung turun. Rio Ferdinand salah satu contohnya.

Ketika Ferdinand bermain di Queens Park Rangers, ia sempat mendapat sanksi dari FA akibat ulahnya di Twitter yang menyebut ibu dari seorang provokator di akunnya dengan sebutan “sket”. Sket adalah bahasa sehari-hari di Inggris yang berarti pelacur. Ferdinand terpancing emosinya setelah sang provokator terus menerus mengkritisi performanya di lapangan. Ada sebab, ada akibat.

Atep TV telah berhasil melahirkan terobosan baru di dunia entertainment sepak bola nasional. Melalui channel-nya, ia dapat membuat publik sepak bola tanah air, khususnya Bobotoh semakin dekat dengan dirinya. Dibanding menonton wawancara pelatih atau pemain via media resmi yang terkesan template dan itu-itu saja, bukankah lebih asyik menonton aktivitas Lord Atep kala berkompetisi menembak sendok dengan senapan angin? Atau Anda ingin mengetahui tips membeli nanas dan membakar ikan nila ala kapten Persib ini? Semuanya itu, teman-teman, ada di Atep TV.

Bukankah lebih menarik melihat candaan pemain di sela-sela kesibukan mereka daripada menyaksikan polemik sepak bola nasional yang tak kunjung usai?

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.