Kolom Eropa

Donnarumma, Si Belia dengan “Mahkota” Kaka

Gianluigi Donnarumma. Nama yang kini tengah menjadi buah bibir dunia sepak bola.

Kiprahnya sebagai kiper belia AC Milan begitu impresif dalam dua tahun belakangan ini.  Sejak diorbitkan ke skuad inti oleh mantan pelatih Sinisla Mihajlovic, Donnarumma sekarang hadir sebagai salah satu pemain regenerasi andalan di bawah asuhan Vincenzo Montella. Pada usia yang baru menginjak 17 tahun, Gigio, panggilan akrabnya, telah membukukan lebih dari 50 pertandingan bersama Milan.

Sudah tak terhitung berapa jumlah dukungan dan puja-puji mengalir untuk Donnarumma saat ini. Bahkan, di tengah isu Juventus yang siap ‘merebut’, banyak fans justru yakin bahwa sang wonderkid tidak akan hengkang.

Cinta mereka pun sepertinya tak bertepuk sebelah tangan. Saat menjadi pahlawan dalam partai final Supercoppa Italia pada Desember lalu, pemain berpostur tinggi tersebut tampak mencium lambang Milan di seragamnya, seakan menegaskan bahwa dia tidak akan pernah beranjak dari San Siro. Terang saja Milanisti kian jatuh hati.

Donnarumma juga konsisten tampil apik meski dalam beberapa pertandingan terakhir Giacomo Bonaventura dan kawan-kawan tidak meraih poin maksimal. Sulit dipercaya memang, melihat pemain yang masih begitu muda mampu bermain dengan tenang di bawah mistar gawang. Tak heran bila kini Donnarumma seakan muncul sebagai simbol klub yang telah lama hilang.

Berbicara soal simbol klub, Kaka mungkin menjadi nama terakhir di Milan yang mutlak memegang status ini. Paket komplet berupa performa sensasional, peran fundamental, kharisma, ketenangan, serta sifat yang ramah di dalam dan luar lapangan, membuat Kaka sangat dicintai bak pangeran bermahkota oleh Milanisti seluruh dunia.

Tentu masih ingat betapa gundahnya para fans ketika Kaka pindah ke Real Madrid secara terpaksa, dan tentu masih ingat pula euforia mereka saat sang legenda kembali menginjak Milan pada 2013-2014 lalu. Kaka pula menyatakan cintanya yang besar bagi klub dengan mencetak lebih dari 100 gol sebelum akhirnya berlabuh ke Sao Paolo dan Orlando City.

Kaka memang begitu berarti. Donnarumma pun dinilai sudah pantas memakai “mahkota” (yang terakhir dipakai) Kaka ini. Meski keduanya memiliki posisi bermain yang berbeda, status mereka bagi suporter adalah sama, yakni sosok yang tak ternilai harganya dan mampu merebut hati seluruh Milanisti di dunia.

Kaka sendiri juga sangat memuja Donnarumma. Pada sebuah wawancara dengan Gazzetta dello Sport beberapa bulan silam, Kaka menyebutkan bahwa Gigio merupakan sebuah fenomena yang mampu mengukir sejarah bersama Milan. Dia bahkan menyesal tidak sempat berbagi ruang ganti dengan sang kiper belia.

“Patut disayangkan saya tak dapat merasakan kesenangan bersama Donnarumma di ruang ganti, tapi saya rasa dia anak yang sangat baik. Dia harus terus membuktikan diri seperti ini. Donnarumma sudah berada di klub yang tepat untuk berada di puncak kariernya,” berikut tutur Kaka.

Milanisti tentu ingin Donnarumma untuk terus bersama klub. Mereka pula berharap agar sang pemain di masa depan bisa menjadi legenda “bermahkota” I Rossoneri laiknya Franco Baresi, Marco Van Basten, Paolo Maldini, Andriy Shevchenko, dan tentunya……..si tampan kesayangan Yesus: Kaka.

Author: Kezia Saroinsong (@Keppuccino)